Makalah Individu
Hidrologi Hutan
Aliran Air Permukaan
Oleh;
Muh. Kaseng
M111 10 907
Fakultas Kehutanan
Universitas Hasanuddin
Makassar
2014
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah
air di bumi sangat besar, kira-kira 1,36 milyar km3. Dari jumlah
tersebut sekitar 97,2% merupakan air yang berada di laut, 2,15% berupa
es dan salju, sedang sisanya yang 0,65% merupakan air yang terdapat di
danau, sungai, atmosfer dan air tanah. Meskipun persentase dari bagian
yang terakhir ini sangat kecil, tetapi jumlahnya sangat besar.
Air
merupakan komponen yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi.
Dengan meningkatnya kebutuhan akan air, para ilmiawan memberikan
perhatian yang sangat besar terhadap kelangsungan perubahan air di
atmosfer, laut dan daratan. Sirkulasi suplai air di bumi yang tidak
putusnya disebut siklus hidrologi. Siklus ini merupakan pancaran sistem
energi matahari atmosfer merupakan rantai yang menghubungkan lautan dan
daratan. Air dari laut, secara tetap mengalami evaporasi menjadi uap air
yang berada di atmosfer. Angin akan mengangkut uap air ini. Kadang pada
jarak yang sangat jauh. Uap air ini akan berkumpul membentuk awan.
Apabila awan sudah jenuh, maka akan berubah menjadi hujan.
Hujan yang jatuh di laut mengakhiri siklus ini dan akan mulai dengan siklus yang baru. Hujan yang jatuh di daratan akan melalui jalan yang lebih panjang untuk mencapai laut. Apa yang terjadi apabila hujan jatuh di daratan ? Sebagian air hujan akan meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir di permukaan ke darah yang lebih rendah, dan kemudian akan berkumpul di danau atau sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Bila curah hujan lebih besar daripada kemampuan tanah untuk menyerap air, maka kelebihan air tersebut akan mengalir dipermukaan menuju ke danau atau sungai. Air yang meresap ke dalam tanah (infiltrasi) atau yang mengalir di permukaan (run off) akan menemukan jalannya untuk kembali ke atmosfer, karena adanya evaporasi dari tanah, danau dan sungai. Air yang meresap ke dalam tanah juga akan diserap oleh tumbuhan dan akan kembali menguap melalui daunnya kembali ke atmosfer. Proses ini disebut transpirasi.
Apabila
hujan jatuh di daerah beriklim dingin, airnya tidak langsung meresap ke
dalam tanah atau mengalir sebagai run off, atau menguap. Air tersebut
akan menjadi salju atau es, yang merupakan cadangan air yang cukup besar
di daratan. Apabila salju atau es ini mencair, dapat menyebabkan
naiknya muka air laut dan menggenangi daerah pantai. Meskipun jumlah uap
air di bumi waktu tertentu sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah
total suplai air di bumi, tetapi jumlah absolut dalam siklus yang
melalui atmosfer setiap tahunnya sangat besar, kira-kira 380.000 km3,
jumlah yang cukup untuk menutupi permukaan bumi sampai kedalaman sekitar
satu meter. Karena jumlah total dari uap air di atmosfer kira-kira
tetap sama, maka curah hujan tahunan rata-rata di permukaan bumi harus
sama dengan jumlah air yang menguap. Tetapi untuk semua daratan, jumlah
curah hujan lebih banyak daripada penguapan, sebaliknya di laut, jumlah
penguapan lebih banyak daripada curah hujannya. Karena muka air laut
tidak mengalami penurunan, maka curah hujan di daratan sebanding dengan
penguapan di laut.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makah ini adalah :
1. Agar mahasiswa mengetahui arti dari run off
2. Agar dapat memahami bagaimana proses aliran air permukaan
3. Agar mahasiswa mengetahui factor-faktor run off
4. Sebagai tugas yang telah diberikan dosen hidrologi hutan
5. Sebagai salah satu syarat agar mendapat nilai yang baik mata kuliah hidrologi hutan.
II. ALIRAN AIR PERMUKAAAN ( RUN OFF )
Hujan
yang jatuh di laut mengakhiri siklus ini dan akan mulai dengan siklus
yang baru. Hujan yang jatuh di daratan akan melalui jalan yang lebih
panjang untuk mencapai laut.
Setiap
tetes air hujan yang jatuh ke tanah merupakan pukulan-pukulan kecil ke
tanah. Pukulan air ini memecahkan tanah yang lunak sampai batu yang
keras. Partikel pecahan ini kemudian mengalir menjadi lumpur, dan lumpur
ini menutupi pori-pori tanah sehingga menghalangi air hujan yang akan
meresap ke dalam tanah. Dengan demikian maka semakin banyak air yang mengalir di permukaan tanah.
Aliran
permukaan ini kemudian membawa serta batu-batu dan bongkahan lainnya,
yang akan semakin memperkuat gerusan pada tanah. Goresan akibat gerusan
air dan partikel lainnya ke tanah akan semakin membesar. Goresan ini
kemudian menjadi alur-alur kecil, kemudian membentuk parit kecil, dan
akhirnya berkumpul menjadi anak sungai. Anak-anak sungai ini kemudian
berkumpul menjadi satu membentuk sungai.
Apa
yang terjadi apabila hujan jatuh di daratan ? Sebagian air hujan akan
meresap ke dalam tanah dan sebagian lagi akan mengalir di permukaan ke
darah yang lebih rendah, dan kemudian akan berkumpul di danau atau
sungai dan akhirnya mengalir ke laut. Bila curah hujan lebih besar
daripada kemampuan tanah untuk menyerap air, maka kelebihan air tersebut
akan mengalir dipermukaan menuju ke danau atau sungai. Air yang meresap
ke dalam tanah (infiltrasi) atau yang mengalir di permukaan (run off)
akan menemukan jalannya untuk kembali ke atmosfer, karena adanya
evaporasi dari tanah, danau dan sungai.
Run off adalah
bagian curahan hujan (curah hujan dikurangi evapotranspirasi dan
kehilangan air lainnya) yang mengalir dalam air sungai karena gaya
gravitasi; airnya berasal dari permukaan maupun dari subpermukaan (sub
surface). Runoff dapat dinyatakan sebagai tebal runoff, debit aliran (river discharge) dan volume runoff.
Potensi Air Larian
Faktor-faktor yang mempengaruhi air
larian dapat dikelompokkan menjadi factor faktor yang berhubungan
dengan iklim, terutama curah hujan dan berhubungan dengan
karakteristik daerah lahan sungai.
Nilai koefisiensi air
larian C juga menentukan bagian curah hujan yang akan mengalur sebagai air
larian. Nilai yang kecil menunjukkan bahwa sebagian
terbesar air ditampung untuk waktu tertentu. Daerah dengan nilai C
besar menunjukkan bahwa hampir semua air hujan
akan menjadi air larian. Daerah bervegetasi
umumnya mempunyai nilai C kecil, sedang pada daerah pembangunan
dengan sebagian besar tanah beraspal atau bentuk permukaan
tanah
yang kedap air (impembus) lainnya mempunyai nilai C besar. Koefisien air larian atau
sering singkat C adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara besamya air larian terhadap besarnya curah hujan. Misalnya C untuk hutan adalah 0,10 artinya 10% dari total curah hujan akan menjadi air larian. Koefisien air larian dapat dijabarkan:
1. Periode Tidak Hujan (Kemarau)
a. Input dari hujan = nol
b. Air tanah mengalir masuk alur sebagai aliran dasar, maka freatik turun terus
c. Evapotranspirasi menambah defisiensi lengas tanah
d. Hidrograf aliran berupa kurva deplesi.
b. Air tanah mengalir masuk alur sebagai aliran dasar, maka freatik turun terus
c. Evapotranspirasi menambah defisiensi lengas tanah
d. Hidrograf aliran berupa kurva deplesi.
2. Periode Hujan Awal
a. Awal musim hujan, mulai ada hujan
b. Sebagian hujan menjadi intersepsi
c. Sebagian menjadi simpanan depresi
d. Surface Runoff hampir tidak ada, air hujan digunakan untuk membasahi tanah (Lengas tanah meningkat).
e. Hidrograf aliran agak bergeser ke atas karena ada sebagian hujan yang jatuh langsung di alur sungai
f. Muka freatik masih turun terus karena aliran dasar masih berlangsung dan air infiltrasi belum mencapai muka freatik.
b. Sebagian hujan menjadi intersepsi
c. Sebagian menjadi simpanan depresi
d. Surface Runoff hampir tidak ada, air hujan digunakan untuk membasahi tanah (Lengas tanah meningkat).
e. Hidrograf aliran agak bergeser ke atas karena ada sebagian hujan yang jatuh langsung di alur sungai
f. Muka freatik masih turun terus karena aliran dasar masih berlangsung dan air infiltrasi belum mencapai muka freatik.
3. Periode Hujan
a. Intersepsi mencapai kapasitas maksimum, stemflow dan througfall terjadi
b. Simpanan depresi maksimum
c. Surface runoff mulai terjadi, sehingga aliran sungai naik.
d. Soil Moisture Deficiency berkurang
e. Air Infiltrasi dan perkolasi belum mencapai muka freatik (air tanah belum naik).
b. Simpanan depresi maksimum
c. Surface runoff mulai terjadi, sehingga aliran sungai naik.
d. Soil Moisture Deficiency berkurang
e. Air Infiltrasi dan perkolasi belum mencapai muka freatik (air tanah belum naik).
4. Saat Hujan Berhenti
a. Di permukaan tanah masih ada air dan mengalir
b. Infiltrasi terus berlangsung
c. Stream runoff berasal dari channel storage
d. Channel storage berkurang dan habis
e. Stream runoff dari groundwater
b. Infiltrasi terus berlangsung
c. Stream runoff berasal dari channel storage
d. Channel storage berkurang dan habis
e. Stream runoff dari groundwater
5. Saat tak ada Hujan
a. Lengas tanah pada kapasitas lapang
b. Input air tak ada, lengas tanah berkurang
c. Air perlokasi mencapai muka freatik air tanah mendapat recharge
d. Kurva deplesi terus berlangsung, stream runoff menyusut.
e. Air tanah naik
b. Input air tak ada, lengas tanah berkurang
c. Air perlokasi mencapai muka freatik air tanah mendapat recharge
d. Kurva deplesi terus berlangsung, stream runoff menyusut.
e. Air tanah naik
Air Yang Mengalir Di Permukaan
Diantara proses geologi, air yang mengalir merupakan proses yang sangat penting bagi manusia. Manusia
tergantung pada sungai sebagai sumber energi, transportasi dan irigasi;
dan dataran sungai yang subur merupakan tempat yang paling baik untuk
tempat tinggal manusia sejak dulu kala. Sebagai agen yang dominan untuk
merubah bentang alam, aliran air telah membentuk lingkungan fisik
manusia.
Meskipun
manusia sangat tergantung pada air yang mengalir, tetapi tidak pernah
mengetahui sumber air tersebut. Hal ini berlangsung sampai pada abad ke
16 ketika manusia menyadari bahwa air berasal dari aliran permukaan dan
airtanah, yang keduanya bersumber dari air hujan dan salju. Air
permukaan yang mengalir akan terkumpul pada torehan-torehan kecil, yang
akhirnya sampai ke sungai. Ada dua istilah yang sering digunakan untuk
aliran air permukaan yang terkumpul ini, yaitu stream dan river.
Walaupun keduanya mempunyai pengertian yang sama, stream digunakan untuk
sungai dalam segala ukuran, dari torehan kecil sampai yang berukuran
seperti Amazone, sedangkan river digunakan untuk sungai utama yang
mempunyai banyak cabang.
Aliran Air Sungai (streamflow)
Air
yang mengalir menuju ke laut sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Waktu
yang dibutuhkan untuk mencapai laut tergantung pada kecepatan aliran,
yang merupakan jarak yang ditempuh oleh aliran air dalam satuan waktu
tertentu. Ada sungai yang mempunyai kecepatan aliran hanya 0,8 km/jam
dan adapula yang sangat cepat sampai 30 km/jam. Kecepatan biasanya
diukur pada beberapa lokasi memotong saluran sungai yang kemudian
dirata-ratakan. Pada saluran yang tegak lurus, kecepatan terbesar
terdapat di tengah saluran sedikit dibawah permukaan, dimana terdapat
tahanan yang terkecil. Tetapi pada sungai yang berkelok, kecepatan
maksimum terdapat pada bagian luar kelokan.
Kemampuan sungai untuk mengerosi dan mentransport material berhubungan langsung dengan kecepatan aliran, jadi kecepatan merupakan ciri yang paling penting. Variasi kecepatan aliran akan berhubungan langsung dengan perubahan material sedimen yang ditransport oleh air. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran yang tentunya juga mengontrol jumlah erosi oleh sungai. Faktor-faktor tersebut adalah :
Kemampuan sungai untuk mengerosi dan mentransport material berhubungan langsung dengan kecepatan aliran, jadi kecepatan merupakan ciri yang paling penting. Variasi kecepatan aliran akan berhubungan langsung dengan perubahan material sedimen yang ditransport oleh air. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran yang tentunya juga mengontrol jumlah erosi oleh sungai. Faktor-faktor tersebut adalah :
1. Kemiringan Sungai
2. Bentuk, ukuran dan kekasaran dari dasar saluran
3. Debit sungai
Faktor yang terutama mengontrol kecepatan aliran sungai adalah gradient atau kemiringan lereng sungai. Gradien sungai dinyatakan dengan perbandingan beda tinggi dengan jarak atau panjang mendatar dari sungai. Gradien sungai sangat bervariasi antara satu sungai dengan yang lainnya. Semakin besar gradien antar satu sungai semakin besar kecepatan alirannya. Jika kedua sungai yang mempunyai karakteristik sama kecuali gradiennya, maka sungai yang mempunyai gradien lebih besar akan mempunyai kecepatan aliran yang lebih besar pula.
Bentuk penampang melintang saluran menentukan jumlah air yang bersentuhan dengan saluran dan ini akan mempengaruhi tahanan gesernya. Saluran yang paling efisien adalah yang mempunyai perimeter yang paling kecil. Meskipun luas penampang dari ketiga saluran tersebut sama, tetapi bentuk saluran yang setengah lingkaran mempunyai persentuhan air dengan saluran paling kecil, sehingga mempunyai tahanan geser yang paling kecil. Jadi apabila faktor lain dari ketiga saluran tersebut sama, maka air akan mengalir lebih cepat dalam saluran setengah lingkaran.
Ukuran dan kekasaran dasar saluran berpengaruh juga terhadap besarnya tahanan saluran. Bila ukuran saluarn bertambah, maka perbandingan perimeter dengan penampang melintang saluran akan berkurang, sehingga efisiensi aliran bertambah besar. Efek dari kekasaran dasar saluran berpengaruh terhadap macam aliran dalam saluran. Bila salurannya halus akan menghasilkan aliran seragam (uniform flows), sedang bila dasar saluran kasar, seperti misalnya banyak bolder, akan menghasilkan aliran turbulen.
Debit
(discharge) sungai adalah jumlah air yang mengalir pada jarak tertentu
pada satuan waktu tertentu, biasanya diukur dengan meter kubik per
detik. Debit sungai biasanya diperoleh dari perkalian antara luas
penampang melintang saluran dengan kecepatan alirannya.
Debit
sungai selalu berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh curah hujan dan
pencairan salju yang tidak selalu tetap. Jika debit sungai berubah, maka
faktor-faktor yang berpengaruhpun akan mengalami perubahan. Bila debit
bertambah, maka lebar dan kedalaman dari saluran akan bertambah besar
atau air mengalir lebih cepat. Dari penelitian yang pernah dilakukan
menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah air yang mengalir, maka
lebar, kedalaman dan kecepatan akan meningkat pula. Jadi untuk
mengimbangi peningkatan debitnya, sungai akan mengalami proses pelebaran
dan pendalaman saluran sungai.
Proses Yang Dilakukan Oleh Aliran Air Di Sungai
Proses
yang dilakukan oleh sungai adalah erosi, transportasi dan pengendapan.
Proses tersebut berjalan bersama-sama pada setiap sungai, walaupun di
bawah ini akan dibahas satu persatu.
III. KESIMPULAN
Adapun yang dapat ditarik kesimpulan tentang makah ini antara lain :
Didalam siklus hidrologi telah diketahui bahwa air hujan yang jatuh diatas permukaan tanah sebagian meresap kedalam tanah dan sebagian lagi mengalir diatas permukaan tanah sebagai aliran permukaan (surface run off)
Faktor-faktor
air larian dikelompokan menjadi faktor-faktor yang berhubungan dengan
iklim, terutama curah hujan dan yang berhubungan dengan karakteristik
lahan seperti jenis tanah,kelerengan dan lain-lain
Koefisien air larian ( C ) = air larian (mm) / curah hujan (mm)
Beberapa
faktor yang mempengaruhi kecepatan aliran yang tentunya juga mengontrol
jumlah erosi oleh sungai.yaitu: Kemiringan Sungai ,Bentuk, ukuran dan
kekasaran dari dasar saluran serta debit sungai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar