Setiap
individu pasti akan merasai cinta dan mencintai sesuatu. Cinta adalah perasaan
halus yang dimiliki hati setiap manusia dan tidak dapat dipisahkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam
Islam, cinta merupakan masalah utama dalam kehidupan dunia dan akhirat. Ini
karena Islam sendiri merupakan agama yang berasaskan cinta. Sabda Rasullulah
SAW: “Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang maka ia akan
mendapat manisnya iman, yakni: Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada
yang lain; mencintai seseorang hanya karena Allah, dan benci untuk kembali
kepada kekafiran sebagaimana ia tidak suka dilemparkan ke dalam neraka”(HR.
Bukhari dan Muslim)
Oleh
karena itulah Islam menyeru kepada cinta, yaitu cinta kepada Allah, cinta
kepada Rasulullah, cinta kepada agama, cinta kepada aqidah, juga cinta kepada
sesama makhluk, sebagaimana Allah menjadikan perasaan cinta antara suami istri
sebagai sebagian tanda dan bukti kekuasaan-Nya, firman Allah SWT: “Dan di
antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (QS.
Ar-Ruum: 21)
Jelaslah
bahwa cinta adalah tanda kehidupan ruhani dalam aqidah orang mukmin, seperti
halnya cinta juga menjadi dasar dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.
Selain itu, iman dalam Islam ditegakkan berdasarkan cinta dan kasih sayang,
sebagaimana terlukis indah dalam sabda Rasulullah SAW : “Demi Dzat yang diriku
ada di tanganNya, kamu tidak akan masuk syurga sehingga kamu beriman, dan kamu
tidak akan beriman dengan sempurna hingga kamu saling mencintai. Maukah aku
tunjukkan kepada kalian sesuatu yang jika kalian lakukan kalian akan saling
mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR Muslim)
Dalam
hadist diatas, Rasullulah SAW menegaskan bahwa jalan menuju ke syurga
bergantung kepada iman, dan iman bergantung kepada cinta. Maka cinta adalah
syarat dalam iman, rukun dalam aqidah, dan asas dalam agama.
Cinta
dalam Islam adalah kaidah dan sistem yang mempunyai batas. Ia adalah penunjuk
ke arah mendidik jiwa, membersihkan akhlaq serta mencegah atau melindungi diri
daripada dosa-dosa. Cinta dapat membimbing jiwa agar bersinar cemerlang, penuh
dengan perasaan cinta dan dicintai.
Sayangnya
dalam kondisi saat ini, cinta yang lahir cenderung penuh hawa nafsu dan
menyimpang daripada tujuan murni yang sebenarnya. Setiap saat, setiap hari kita
dibuai dengan lagu cinta, dibuat terlena dengan tontonan kisah cinta yang
menghanyutkan kita ke dunia khayal yang merugikan. Kini bahkan banyak yang
menyalahartikan makna cinta sebenarnya, sehingga terdorong melewati batas
pergaulan dan tatasusila seorang mukmin.
Untuk
itu, renungkanlah sejenak hakikat kehidupan kita di dunia. Rasullulah SAW
bersabda: “Tidak sempurna iman salah seorang dari kamu sehingga ia mencintai
saudaranya seperti ia mencintai diri sendiri.” Juga sabda Rasulullah, “Barang
siapa ingin mendapatkan manisnya iman, maka hendaklah ia mencintai orang lain
karena Allah.” (HR Hakim dari Abu Hurairah).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar