Kubuat sajak ini untukmu, ketika sore berselimut gerimis
Nyanyian gemerlap pun terhenti, seperti hatiku kian terhunus
Aku
terhunus rindu, rindu yang berkepanjangan
Sama
dengan deru alur, darahku bergelora bagai api abadi
Ada sepenggal
cerita untukmu
Dan tiada makna
bila kuceritakan di sini
Nanti, saat kusematkan
seuntai lingkar kecil yang memaniskan jarimu
Mungkin saja,
saat engkau memandang senja lagi
Kali
terakhir kau memandang senja
Dan
sekumpulan camar merangkai suara
Seakan
menanti cumbuan ombak ke tepi pantai, sebenarnya itu aku
Menanti
waktu atau sederet sumringahmu menemani di sore itu
Mungkin,
sajak ini tak mampu menggugah hatimu melihat rinduku
Kala
hampir setara dengan sebuah kehidupan menanti kematian
Namun
itu, itulah rinduku
Bak
sepasang kijang berlari kecil di perbukitan nan hijau
Dalam
sebentangan langit di bawah jingga sore ini
Aku
merindukanmu pengagum senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar