Lamunan mendekap kesadaran, saat angan tak lagi terbangun. Perlahan desah waktu memudar, seiring hingar bingar benak menghilang di tengah desiran hampa. Meninggalkan jejak impian semu yang kini lelah tercabik usang. Dia melangkah berlalu dari ingatanku, menebus sejumlah janji yang terikrar pada hidayah hati.
Deru semilir angin meniup sehelai daun melati, melambai kepergian nafas sang pejalan bumi. Darinya, semua berawal dan ketika separuh hati terbawa bersamanya, aku pun terpejam. Aliran getir pelan menjamah rona pipi yang kini tampak memucat. Derik pedih terucap dari isak batin, dan mengundang duka untuk duduk di pangkuannya. Kemudian berbicara tentang derita "Hanyutkan aku pada alur ratapan, bila ini sungguh benar terjadi. Lalu benam segala mimpi yang terkunci dalam kotak duka."
Deru semilir angin meniup sehelai daun melati, melambai kepergian nafas sang pejalan bumi. Darinya, semua berawal dan ketika separuh hati terbawa bersamanya, aku pun terpejam. Aliran getir pelan menjamah rona pipi yang kini tampak memucat. Derik pedih terucap dari isak batin, dan mengundang duka untuk duduk di pangkuannya. Kemudian berbicara tentang derita "Hanyutkan aku pada alur ratapan, bila ini sungguh benar terjadi. Lalu benam segala mimpi yang terkunci dalam kotak duka."
Petikan sumbang sitar tragedi, berdenting mengiring akhir cerita. Tirai panggung dunia mulai tertutup kala helaan dingin ironi terhirup baginya. Secercah harapan beranjak berjalan, menghilang di ujung kekalutan. Nuansa kesedihan teracik dalam seduhan sendu "Mengapa air mata ini serasa mengering meski semua telah berakhir ? bukankah ini akhir yang ditujukan bagi arti hidupku ? lihat aku ! diri ini seakan terasa begitu semu dengan adanya sebaris doa sebagai selimut takdir. Membalut hangat jiwaku.
Tidak terbayang olehku, raga ini telah menyongsong ujung waktu. Saat kasihku masih hinggap di hati cintanya. Sayang, kekasihku,dan aku mencintaimu walau detik tidak lagi bersamaku. Namun detaknya akan tetap berdegub di jantungmu. Ingatlah aku, karena separuh hati akan kembali menyatu ketika bumi melelapkan tidurmu. Dalam heningnya keabadian.
Dan aku tak pernah terfikir untuk merasa seperti ini, namun sejauh yang ku tahu, cintaku telah mengenalmu. Dan ketika malam hadirkan sunyi, kupeluk kau dengan mimpi, hingga pagi menjelang kasihku kan tetap mengenang. Dan jika, perpisahan harus terjadi, sudah kutuliskan sebaris kata hati. Simpanlah dalam sanubari, biarkan ia selalu menemani
Dan nanti. bila detik waktu terdengar sewindu, maka kepaklah rindumu. Bawa kemari dalam pelukku bahwa sesungguhnya dua hati telah menyatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar