Sampai cinta mengajarimu untuk menerima, maka kau akan tetap berdiam dalam ketidakmengertian;
Bahkan jika kau tak lagi percaya, takdir akan mempertemukan hati yang serupa, sebab dia masih menunggumu;
Pada rinai hujan ada butiran rindu yang jatuh di wajah bumi. Rindu yang sama dan pernah jatuh ribuan hari silam yang tertinggal di belakang. Itulah rinduku pada genggaman tanganmu;
Dan selalu saja ada pagi yang sulit kuterjemahkan pada segelas kopi dan sekerat mimpi yang tak kunjung ranum;
Pada daun yang gugur, angin tak pernah bertanya, pada siapa sepi itu meminta. Ia berjatuhan, layaknya musim memanggil usianya. Sebab pergi, hanyalah sebuah jalan;
Orang yang meminta kekasihnya memilih adalah cinta yang seolah punya dua jalan;
Sebab luka sejatinya adalah penolakan terhadap rasa sakit, maka kesembuhan adalah penerimaan terbaik atas rasa sabar;
Pergilah menjauh dari ketakutanmu, sebab hanya ketakutan yang bisa membuatmu kehilangan;
Beberapa ingatan tak harus disimpan, agar rindu lebih mudah di jalani;
Bahkan jika seluruh daun telah berguguran di makan usia, bunga di hatimu tetap mekar;
Jika hatimu tak pernah pergi, kau tak akan pernah tahu arti pulang, menemuiku;
Sebelum hatimu sempurna, yang akan kau lihat hanyalah benang-benang yang terajut, bukan sutera nan indah;
Belajarlah mengalami, sebab mata tak mengajarimu penglihatan. Meski ribuan buku kau baca, jika satu ayatnya tak kau alami, maka tiada guna pengetahuan;
Sampai kau benar-benar mengenal cinta, kau tak akan berhenti terluka;
Beberapa luka, diciptakan Tuhan tidak untuk sembuh, bukan pula untuk menetap. Jika itu berakhir pada keikhlasan, ia akan terlahir sebagai cahaya, yang bisa jadi adalah hadiah terbaik dari Tuhanmu;
Berbahagialah pada kemestian dari penerimaan yang tulus. Mengajari hati untuk berbaik sangka itu indah;
Katakan saja apa yang hatimu bisa katakan. Itulah keindahan yang sesungguhnya;
Jangan mencari kesuksesan di atas penderitaanmu. Jadilah bahagia dalam setiap proses, sebab tak ada yang sulit jika hati ikhlas;
Cinta itu semacam dentuman dan quantumnya membentang serupa partikel-partikel yang bahkan semesta pun tak sanggup memaknainya;
Sebab kelembutan selalu menjadi milik mereka yang tak menginginkan apa-apa;
Sebab cinta tak butuh alasan;
Sebab yang melihatmu dengan hati tak akan pernah berhenti kagum, bahkan jika waktu menghabiskan pandangannya;
Jika jalan ini benar adalah peta dan arah pada dirimu, maka ijinkan aku takluk pada matamu;
Tutup matamu dan jatuh cintalah, lalu diam di situ;
Pada wajahmu, ada pesona dunia yang tak habis-habis hendak kujenguk;
Dan pada hatimu, ada kilau cahaya yang tak pernah tuntas kumaknai padanannya;
Pernahkah kau benar-benar mencintai sesuatu dan kau merasa sesuatu itu bukan milikmu. Sesungguhnya, dari sanalah keindahan itu bermula. Pada cinta yang rumit untuk dimengerti;
Kemarin itu kenangan, esok adalah rahasia-Nya. Dan hari inilah hidup kita yang sesungguhnya. Maka jangan berhenti menjadi yang terbaik;
Jika doamu tak lagi cukup, keringkan saja rindumu dalam air mata. Kelak air mata itu akan mengalir di surge menggantinya dengan bidadari pada rupamu;
Di sana, kan kau temukan aku dan masih mencintaimu;
Kadang-kadang kita merindukan sesuatu tanpa kita minta. Saat itu tiba, percayalah, rindu itu tak datang sendirian. Di baliknya, ada sunyi yang sedang bergegas mencari tempat untuk di temui, olehmu;
Sebab pada setiap subuh, aku ingat doa sederhana kita. Katamu, siapa yang mencintai, tak akan habis dalam kenangan;
Jika kau menangis karena sakit, itulah air mataku yang kupinjam dari lukamu;
Berhenti mencintaiku, jika kau tak sanggup;
Seseorang yang membiarkan dirinya menerima cinta tanpa sebab, adalah kekasih yang sama yang merindukan surga tanpa syarat;
Jangan menaruh kebahagiaan di atas ketakutanmu. Keberanian adalah harta karunmu yang harus kau temukan;
Buatlah kegelapan, agar semua nampak sama warnanya. Dan saat itu pula, jadilah cahaya, agar kau tahu warnamu yang sesungguhnya;
Jangan terlalu lama di pendam, sebab sakit sekarang lebih baik daripada luka kemudian;
Beberapa pertanyaan tak butuh jawaban dan diam biasanya mencukupi;
Dan aku sudah menyimpankan janji untukmu. Sekali mencintaimu, selamanya akan begitu;
Doa yang datang dari hati yang mencintai, tak pernah menjumpai sunyi;
Sebab, tak ada cahaya yang benar-benar terang, jika kau ijinkan hatimu gelap;
Sahabat itu adalah dia yang mengajarkan sakit dan mengobatimu dengan ketulusan;
Tuhan hanya akan mengajarkanmu solusi, jika kau mau mengambil resiko;
Berbelas kasihlah terhadap sesamamu, sebagaimana Tuhan mengasihimu tanpa syarat;
Hanya orang-orang yang berani melihat kegagalan yang akan tersenyum menyambut kesuksesannya. Jangan tidurkan mimpimu, sebab kau tak tahu, kapan mimpi itu akan ranum untuk kau petik;
Semua hal hanya menjadi mungkin, jika kau yakin bahwa kau sungguh menghendakinya;
Bila bunga sudah mekar, jangan lagi kau buat layu, hanya karena kau tak sabar untuk memetiknya. Serupa itulah hati. Tak perlu bergegas menyentuhnya. Jika benar kau menghendakinya, pastilah mekarnya akan tiba pada hatimu;
Kalau kau berpikir sesuatu akan pergi darimu, maka saat itulah kau kehilangannya;
Gaun yang indah tak pernah bertanya pada benang, apa yang membuatnya indah;
Rumah terbaik untuk pulang adalah hati, lalu mengapa kita biarkan ia berdebu;
Kawan yang baik bagimu adalah akal yang zuhud, sementara sahabat sejatimu adalah hati yang ridho. Jika kawanmu gelisah, tanyalah sahabatmu;
Sebab dengan senyum, bukan hanya hatimu yang akan bercahaya, Tuhan pun akan bergembira melihatmu;
Dan jika tumbuh sedikit rindu, pada aku, di ujung doamu. Itulah harapan yang takkan usai oleh apapun. Sebab aku mengingatmu, sebanyak sebutan pada ingatan dalam doamu;
Jangan takut, sebab kebaikan selalu menemukan jalan;
Bahkan jika kau tak lagi percaya, takdir akan mempertemukan hati yang serupa, sebab dia masih menunggumu;
Pada rinai hujan ada butiran rindu yang jatuh di wajah bumi. Rindu yang sama dan pernah jatuh ribuan hari silam yang tertinggal di belakang. Itulah rinduku pada genggaman tanganmu;
Dan selalu saja ada pagi yang sulit kuterjemahkan pada segelas kopi dan sekerat mimpi yang tak kunjung ranum;
Pada daun yang gugur, angin tak pernah bertanya, pada siapa sepi itu meminta. Ia berjatuhan, layaknya musim memanggil usianya. Sebab pergi, hanyalah sebuah jalan;
Orang yang meminta kekasihnya memilih adalah cinta yang seolah punya dua jalan;
Sebab luka sejatinya adalah penolakan terhadap rasa sakit, maka kesembuhan adalah penerimaan terbaik atas rasa sabar;
Pergilah menjauh dari ketakutanmu, sebab hanya ketakutan yang bisa membuatmu kehilangan;
Beberapa ingatan tak harus disimpan, agar rindu lebih mudah di jalani;
Bahkan jika seluruh daun telah berguguran di makan usia, bunga di hatimu tetap mekar;
Jika hatimu tak pernah pergi, kau tak akan pernah tahu arti pulang, menemuiku;
Sebelum hatimu sempurna, yang akan kau lihat hanyalah benang-benang yang terajut, bukan sutera nan indah;
Belajarlah mengalami, sebab mata tak mengajarimu penglihatan. Meski ribuan buku kau baca, jika satu ayatnya tak kau alami, maka tiada guna pengetahuan;
Sampai kau benar-benar mengenal cinta, kau tak akan berhenti terluka;
Beberapa luka, diciptakan Tuhan tidak untuk sembuh, bukan pula untuk menetap. Jika itu berakhir pada keikhlasan, ia akan terlahir sebagai cahaya, yang bisa jadi adalah hadiah terbaik dari Tuhanmu;
Berbahagialah pada kemestian dari penerimaan yang tulus. Mengajari hati untuk berbaik sangka itu indah;
Katakan saja apa yang hatimu bisa katakan. Itulah keindahan yang sesungguhnya;
Jangan mencari kesuksesan di atas penderitaanmu. Jadilah bahagia dalam setiap proses, sebab tak ada yang sulit jika hati ikhlas;
Cinta itu semacam dentuman dan quantumnya membentang serupa partikel-partikel yang bahkan semesta pun tak sanggup memaknainya;
Sebab kelembutan selalu menjadi milik mereka yang tak menginginkan apa-apa;
Sebab cinta tak butuh alasan;
Sebab yang melihatmu dengan hati tak akan pernah berhenti kagum, bahkan jika waktu menghabiskan pandangannya;
Jika jalan ini benar adalah peta dan arah pada dirimu, maka ijinkan aku takluk pada matamu;
Tutup matamu dan jatuh cintalah, lalu diam di situ;
Pada wajahmu, ada pesona dunia yang tak habis-habis hendak kujenguk;
Dan pada hatimu, ada kilau cahaya yang tak pernah tuntas kumaknai padanannya;
Pernahkah kau benar-benar mencintai sesuatu dan kau merasa sesuatu itu bukan milikmu. Sesungguhnya, dari sanalah keindahan itu bermula. Pada cinta yang rumit untuk dimengerti;
Kemarin itu kenangan, esok adalah rahasia-Nya. Dan hari inilah hidup kita yang sesungguhnya. Maka jangan berhenti menjadi yang terbaik;
Jika doamu tak lagi cukup, keringkan saja rindumu dalam air mata. Kelak air mata itu akan mengalir di surge menggantinya dengan bidadari pada rupamu;
Di sana, kan kau temukan aku dan masih mencintaimu;
Kadang-kadang kita merindukan sesuatu tanpa kita minta. Saat itu tiba, percayalah, rindu itu tak datang sendirian. Di baliknya, ada sunyi yang sedang bergegas mencari tempat untuk di temui, olehmu;
Sebab pada setiap subuh, aku ingat doa sederhana kita. Katamu, siapa yang mencintai, tak akan habis dalam kenangan;
Jika kau menangis karena sakit, itulah air mataku yang kupinjam dari lukamu;
Berhenti mencintaiku, jika kau tak sanggup;
Seseorang yang membiarkan dirinya menerima cinta tanpa sebab, adalah kekasih yang sama yang merindukan surga tanpa syarat;
Jangan menaruh kebahagiaan di atas ketakutanmu. Keberanian adalah harta karunmu yang harus kau temukan;
Buatlah kegelapan, agar semua nampak sama warnanya. Dan saat itu pula, jadilah cahaya, agar kau tahu warnamu yang sesungguhnya;
Jangan terlalu lama di pendam, sebab sakit sekarang lebih baik daripada luka kemudian;
Beberapa pertanyaan tak butuh jawaban dan diam biasanya mencukupi;
Dan aku sudah menyimpankan janji untukmu. Sekali mencintaimu, selamanya akan begitu;
Doa yang datang dari hati yang mencintai, tak pernah menjumpai sunyi;
Sebab, tak ada cahaya yang benar-benar terang, jika kau ijinkan hatimu gelap;
Sahabat itu adalah dia yang mengajarkan sakit dan mengobatimu dengan ketulusan;
Tuhan hanya akan mengajarkanmu solusi, jika kau mau mengambil resiko;
Berbelas kasihlah terhadap sesamamu, sebagaimana Tuhan mengasihimu tanpa syarat;
Hanya orang-orang yang berani melihat kegagalan yang akan tersenyum menyambut kesuksesannya. Jangan tidurkan mimpimu, sebab kau tak tahu, kapan mimpi itu akan ranum untuk kau petik;
Semua hal hanya menjadi mungkin, jika kau yakin bahwa kau sungguh menghendakinya;
Bila bunga sudah mekar, jangan lagi kau buat layu, hanya karena kau tak sabar untuk memetiknya. Serupa itulah hati. Tak perlu bergegas menyentuhnya. Jika benar kau menghendakinya, pastilah mekarnya akan tiba pada hatimu;
Kalau kau berpikir sesuatu akan pergi darimu, maka saat itulah kau kehilangannya;
Gaun yang indah tak pernah bertanya pada benang, apa yang membuatnya indah;
Rumah terbaik untuk pulang adalah hati, lalu mengapa kita biarkan ia berdebu;
Kawan yang baik bagimu adalah akal yang zuhud, sementara sahabat sejatimu adalah hati yang ridho. Jika kawanmu gelisah, tanyalah sahabatmu;
Sebab dengan senyum, bukan hanya hatimu yang akan bercahaya, Tuhan pun akan bergembira melihatmu;
Dan jika tumbuh sedikit rindu, pada aku, di ujung doamu. Itulah harapan yang takkan usai oleh apapun. Sebab aku mengingatmu, sebanyak sebutan pada ingatan dalam doamu;
Jangan takut, sebab kebaikan selalu menemukan jalan;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar