Cinta. Ya, Cinta.
Cinta adalah keindahan pada dua insan yang saling mengecap pahit manisnya suasana, ia seperti taman penuh ilalang, namun bunga selalu tampak saat kita menoleh. Ia seperti peluru yang melesat tiada arah, namun tepat mengenai objek sasaran.
Mungkin kepala kita tak mampu menerangkan pada logika dan memberi masukan pada hati. Tapi itu adalah kenyataan yang sempurna dari Sang Maha Cinta. Seperti nyanyian pada musim kemarau, dimana irama menjadi keindahan yang menutupi padang yang gersang. Seperti lamunan para raja yang berharap akan ada kebaikan, tapi kenyataan pahit menerangkan pada keadaan.
Cinta adalah pemberian penuh keikhlasan kepada penerima yang ikhlas mendapatkan kenyataan pada suatu pemberian. Dan cinta yang terkadang pahit adalah awal sebelum manis, lalu manis menjadi akhir kepahitan. Tak peduli kepada siapa tangan yang menerima, tapi cinta tetaplah anugerah tak terduga dari tangan siapa yang mau memberi, untuk diterima kepada hati tanpa logika.
Cinta adalah keindahan pada dua insan yang saling mengecap pahit manisnya suasana, ia seperti taman penuh ilalang, namun bunga selalu tampak saat kita menoleh. Ia seperti peluru yang melesat tiada arah, namun tepat mengenai objek sasaran.
Mungkin kepala kita tak mampu menerangkan pada logika dan memberi masukan pada hati. Tapi itu adalah kenyataan yang sempurna dari Sang Maha Cinta. Seperti nyanyian pada musim kemarau, dimana irama menjadi keindahan yang menutupi padang yang gersang. Seperti lamunan para raja yang berharap akan ada kebaikan, tapi kenyataan pahit menerangkan pada keadaan.
Cinta adalah pemberian penuh keikhlasan kepada penerima yang ikhlas mendapatkan kenyataan pada suatu pemberian. Dan cinta yang terkadang pahit adalah awal sebelum manis, lalu manis menjadi akhir kepahitan. Tak peduli kepada siapa tangan yang menerima, tapi cinta tetaplah anugerah tak terduga dari tangan siapa yang mau memberi, untuk diterima kepada hati tanpa logika.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar