Jumat, 30 Januari 2015

Bak Senja, Datang Untuk Pergi

          Pagi ini hujan datang seperti biasanya, dengan seringai kemenangan, begitu lebat hingga angin pun enggan untuk lewat. Dan samar-samar, kulihat engkau masih termenung di tempat yang sama seperti kemarin. Setiap sore menunggu petang, seakan ingin mengantarkan sang mentari kembali ke peraduan.

          Selalu sama, dengan secangkir kopi yang mulai mendingin, sedingin tatapanmu pada gradasi senja yang perlahan menjadi kelam. Mungkin, ada hal yang belum terselesaikan, atau mungkin tak akan terselesaikan? Kau tau, aku tetap setia dan masih mengamatimu dari radius sekian meter, di tempat yang sama, pada waktu yang sama. Dan setelah sekian lama, aku masih enggan untuk menyapamu untuk sekedar bertanya.

          Bersama petang, kuputuskan untuk berlalu meski inginku mulai berbasa-basi. Hanya saja, juga kusadarai pasti akan berujung pada bisu. Bahwa ada sesuatu hal, entah apa yang masih mengurungkan niatku. Maka biarlah engkau beserta segala misterimu berlalu bersama terang yang kemudian menjadi gelap pada senja sore itu. Munkin saja, aku hanya singgah untuk berlalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar