Selasa, 30 Desember 2014
Kejamnya Waktu Dalam Hidup
Waktu memang kejam, sebab dapat menghilangkan kepercayaan, melenyapkan kesetiaan, memusnahkan keyakinan dan mengubur semua harapan. Waktu juga yang menyebabkan seorang berhenti menunggu karena bosan. Membuat impian musnah karena hilang harapan dan menjauhkan pasangan karena jenuh dalam kebersamaan.
Tapi jangan lupa, jika bukan karena waktu, maka engkau tidak akan tahu seberapa perlunya bersabar dalam menunggu. Engkau tidak akan pernah paham betapa pentingnya untuk menjalani sebuah proses. Dan engkau tak akan pernah mengerti, bagaimana berharganya setia yang selama ini sering diabaikan.
Waktu memang kejam, oleh karena itu kita harus bertahan.
Cinta Punya Batas Kadaluarsa
Rasa cinta itu sebenarnya bersifat temporer, sementara, tidak tetap
dan naik turun. Kita bisa saja hari ini cinta mati kepada seseorang,
tergila-gila padanya, tapi tidak ada jaminan bahwa esok lusa rasa cinta
itu akan tetap abadi. Sebab adakalnya rasa cinta itu menurun drastis ke titik
terendah, bahkan hilang sama sekali.
Tidak ada rumusan pasti
untuk mempertahankan rasa cinta, sama halnya seperti keimanan yang juga
bisa naik turun dari hari ke hari. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar rasa cinta itu tetap berwujud?
Jawabannya singkat “komitmen”. Ya, komitmen sangat dibutuhkan jika kita
memilih untuk mencintai seseorang. Komitmen dalam bercinta seperti
keistiqomahan dalam ibadah, tetap dilakukan meski terasa sulit, tetap
dikerjakan walaupun dengan berat hati.
Bukankah kita sudah sama-sama mengetahui, bahwa mencintai adalah kata
kerja, yang berarti harus dikerjakan, harus dilakukan dan harus pula
diperjuangkan. Tidak mudah memang untuk melakukan itu semua, karena
kesalahpahaman dan ego selalu menjadi gulma yang mengganggu tumbuhnya
cinta.
Jika cinta itu mulai goyah atau berbelok arah ke jalan yang
lain, maka segeralah diajak kembali ke jalannya, agar si cinta tidak
semakin menjauh meninggalkan kita. Saat rasa cinta itu mulai
pudar atau hilang warna merah jambunya, maka ingatlah kalimat singkat
ini “Jangan pernah mencintai seseorang karena hatinya, tapi cintailah
Sang pemilik hati orang tersebut, karena hanya Dialah Sang Maha
pembolak-balik hati. Maka berdoalah terus pada-Nya, untuk mengembalikan
rasa cinta yang perlahan mulai menjauh.
Efek Samping Dari Orang Yang Sedang Jatuh Cinta
Orang yang sedang dirundung cinta seringkali berubah dari sifat
aslinya. Yang sebelumnya tertutup menjadi sangat terbuka saat terserang
cinta. Yang dulunya pendiam, sekarang malah lebih sering ngerocos
tidak karuan, dan menceritakan banyak hal tentang si pujaan hati. Bahkan semua
detail harus dibahas, tidak peduli dengan hal kecil sekalipun yang
sebenarnya tidak penting untuk diceritakan. Tapi karena itu masih
berkaitan dengan orang yang dicintai, maka hal kecil itu mendadak menjadi sesuatu yang besar, yang luar biasa untuk diceritakan.
Dan kau mau tahu siapa yang menderita saat seseorang sedang dirundung
asmara? yaitu sahabat karibnya, kawan satu kos, atau orang-orang
terdekat dengannya, yang harus rela mendengarkan tumpahan curhat dan
cerita cinta dari sahabatnya yang sedang dimabuk asmara.
Saat
sahabatmu sedang kasmaran alias jatuh cinta, maka engkau harus menyiapkan
telinga untuk mendengarkan semua keluh kesahnya, memberikan ia masukan,
mencarikan solusi, bahkan tak jarang menjadi penasihat pribadi untuk
kisah cintanya.
Dan hal itu semua memang benar-benar mgila. Orang lain
yang sedang jatuh cinta, tapi malah kitanya yang repot. Karena mau tidak
mau, kita harus menjadi ahli tentang cinta, padahal kita sendiri sedang
tidak mangalami cinta itu secara langsung.
Dirimu Adalah Bacaanku
Orang bijak pernah berkata, "Kabarkanlah kepadaku apa yang engkau baca maka akan kukabarkan kepadamu siapakah dirimu!"
Lihatlah! Betapa pentingnya bahan bacaan atau tulisan-tulisan yang akan
kita baca--baik itu yang ada di buku maupun yang berkeliaran di media
sosial seperti: FB, twitter, BBM dsbg. Karena apa yang kita baca bisa
mempengaruhi pola pikir, pemahaman, dan bahkan karakter pribadi.
Saat kita membaca tulisan yang berkualitas, mengandung banyak ilmu dan
memiliki pemahaman baik tentang hidup, maka hasil dari tulisan itu
sedikit banyak akan mempengaruhi hidup dan diri kita. Baik secara
langsung maupun tidak.
Namun sebaliknya, saat kita memilih untuk
membaca tulisan yang tidak bermanfaat, tidak penting, alay, penuh dengan
cabul dan pornografi, maka sedikit banyak tulisan itu pun akan
mempengaruhi pola pikir dan pemahaman kita, malahan bisa jadi menular
pada diri kita.
Oleh karena itu pastikan membaca buku-buku yang
berkualitas. Mengikuti Fanspage facebook, twitter, dan jejaring sosial
lainnya yang dapat menambah wawasan atas sesuatu yang baru. Dan usahakan
untuk sering-sering menyempatkan diri membaca tulisan-tulisan yang kaya
akan hikmah. Mudah-mudahan dengan begitu kita bisa mendapatkan
pengetahuan baru yang selama ini belum pernah kita temukan.
Dan
jangan lupa pula untuk membaca karya tulis terbaik dan terindah yang
pernah ada di sepanjang zaman, yaitu Al Qur'anul Karim. Semoga dengan
sering membacanya, maka isi kandungan yang penuh ibrah (pelajaran) di
dalamnya bisa meresap ke diri kita dan dapat diamalkan di kehidupan
nyata.
Dan yang terakhir izinkan aku menutup tulisan ini dengan
satu kata untuk menyimpulkan semua isi tulisan di atas, "IQRO'
(bacalah)."
Nasihat Adalah Obat Kehidupan
Nasihat baik kadang mirip seperti pil pahit. Susah sekali menelannya, apalagi kalau kelamaan dikulum dalam mulut, maka akan semakin pahit rasanya.
Begitu pula nasihat baik. Kalau kelamaan dipikirkan, mencoba mencari-cari alasan untuk mengingkarinya, maka itu hanya akan memperburuk keadaan.
Segera terima nasihat baik yang diberikan, sepahit apapun itu. Karena kelak dia akan menyembuhkan sifat burukmu seperti obat menyembuhkan penyakit.
Biarkan Saja
Biarkan semua berjalan dengan biasa saja
Aku dan kamu, bahkan mereka biarkan dengan biasa saja
Sebab, tidak ada yang tinggi maupun rendah
Apalagi besar kecil dalam hidup
Biarkan saja sebagaimana mestinya
Sebab, ini hanya sebuah permainan
Tuhan memberi sarana untuk manusia bermain
Maka, biarkan pula Tuhan yang mengadili
Sebab, suka duka dunia hanyalah penyedap rasa
Maka, biarkan saja berjalan sedemikian kala
Sebab, antara aku, kau dan mereka yang di sana
Hanyalah bagian debu yang sudah punya jatah
Sebait Kata, Ketika Tuhan Jatuh Cinta
Dan kini, aku pun menjadi sebait puisi yang kesepian.
Semakin kucoba bernyanyi, kian sesak hatiku.
Sabda-sabda cintaku pun tak bermakna lagi.
Adalah ketika yang kusanjung tak memiliki bahasa hati.
Kamis, 25 Desember 2014
Senyap Tanpamu
Jika jejak yang kau ukir tak lagi kutemui, bagaimana dapat kuikuti ke mana arahmu. Jika setapak demi setapak tersapu debu, bagaimana dapat kutahu di mana kau berdiri. Jika langkah demi langkah tertimbun dedaun, apalah artinya kau jengah aku di sisi.
Bagaimana memutar haluan agar kompasmu mengarah padaku, kembali. Kau tahu bahwa aku sepi tanpamu, bahkan bulir-bulir embun yang jatuh mampu kudengar iramanya. Dan ranting-ranting kupijak, pun angin menyentuh putik-putik, hanya nyaring, hening tanpamu. Kelopak-kelopak gugur seperti berdebam, rumput-rumput kupijak berteriak. Katanya, karena senyap tanpamu.
Rabu, 24 Desember 2014
Selasa, 23 Desember 2014
Senandung Kehidupan
Jika hidup tak selalu indah, layaknya sakura musim semi. Harusnya kita tahu bahwa bersyukur itu adalah hal yang perlu diwajibkan. Mungkin saja sakitnya menembus tulang, bak beku salju musim dingin. Namun, pengorbanan adalah hal terpenting dalam menempuh sebuah tujuan.
Meski hasil, akhirnya tak seindah tetesan air musim hujan. Yakinkanlah bahwa dengan berusaha, engkau sudah memperoleh apa yang engkau inginkan walau belum bisa kau genggam. Dan jika sulitnya begitu luar biasa, bak terik mentari di musim panas. Ketahuilah bahwa ikhlas sudah menjadi keharusan dalam pribadi seseorang.
Meski lamanya tak sepanjang angin pancaroba. Berdoa adalah hal yang paling melekat dalam diri seseorang. Bahwa kebahagiaan tak selalu hadir tiap detik, laksana jatuh daun musim gugur. Maka berikanlah senyuman, sebab itu obat yang mampu menyembuhkan semua luka.
Selasa, 16 Desember 2014
Suatu Saat Nanti
Suatu saat nanti engkau akan jatuh cinta dengan sederhana, dengan apa adanya dan dengan segalanya. Dan saat itu tiba, kalian akan paham bahwa jatuh cinta tidak perlu banyak drama atau skenario yang sempurna.
Saat itu, bahkan ucapan selamat pagi, siang dan soremu tak perlu lagi engkau tahan, tapi juga tak perlu berlebihan.
Dan bersama pasanganmu kelak, engkau akan jadi anak polos yang bebas mengambarkan apa yang engkau rasa dan siapa kamu sebenarnya. Tanpa harus berpura-pura atau terlalu bayak skenario di kepala.
Suatu saat nanti, kalian akan jatuh cinta tanpa sebuah alasan. Saat kalian temui waktu, dimana hatimu terpikat tanpa sebuah syarat.
Rabu, 10 Desember 2014
Memiliki & Kehilangan
Dan dalam sebuah pilihan, selalu ada dua yang menjadi penentu. Pilihan pertama adalah memilikimu dan pilihan kedua adalah kehilanganmu. Kau tahu, aku sangat ingin memilih yang pertama. Tapi, saat aku menginginkan itu, aku sadar bahwa dalam memilikimu, pilihan kedua akan selalu menyertai.
Hanya saja, jika aku tak memilih, maka engkau akan mengartikan bahwa aku tak menginginkamu. Padahal, dari semua keinginanku, memilikimu adalah segalanya. Memilikimu adalah satu hal yang mencakup semua hal yang ingin kumiliki. Dan memilikimu bak sejuta keinginan yang hanya ditaklukkan oleh satu pilihan.
Jika harus kehilangan, tentunya lebih dulu harus memilikmu. Dan jikalau kata akhir adalah kehilangan, akan kujadikan bahwa memilikimu adalah satu hal yang takkan kutemukan dalam diri orang lain. Akan kujadikan bahwa memilikimu adalah kehilangan tanpa akhir. Sebab, memiliki dan kehilanganmu adalah pilihan.
Kerinduan Senja Atas Pengagum
Kubuat sajak ini untukmu, ketika sore berselimut gerimis
Nyanyian gemerlap pun terhenti, seperti hatiku kian terhunus
Aku
terhunus rindu, rindu yang berkepanjangan
Sama
dengan deru alur, darahku bergelora bagai api abadi
Ada sepenggal
cerita untukmu
Dan tiada makna
bila kuceritakan di sini
Nanti, saat kusematkan
seuntai lingkar kecil yang memaniskan jarimu
Mungkin saja,
saat engkau memandang senja lagi
Kali
terakhir kau memandang senja
Dan
sekumpulan camar merangkai suara
Seakan
menanti cumbuan ombak ke tepi pantai, sebenarnya itu aku
Menanti
waktu atau sederet sumringahmu menemani di sore itu
Mungkin,
sajak ini tak mampu menggugah hatimu melihat rinduku
Kala
hampir setara dengan sebuah kehidupan menanti kematian
Namun
itu, itulah rinduku
Bak
sepasang kijang berlari kecil di perbukitan nan hijau
Dalam
sebentangan langit di bawah jingga sore ini
Aku
merindukanmu pengagum senja
Sabtu, 06 Desember 2014
Bagai Buku dan engkau adalah sejuta Pengalaman
Sedari
kecil, kita sudah mengenal yang namanya buku. Membukanya dan melihat
gambar-gambar yang ada di dalamnya. Di sana kita hanya melihat tanpa mengetahui
isi dan maksud yang tertera dalam tulisan yang rapi itu. Bahwa saat itu, kita
hanya menganggap bahwa buku hanya sebuah permainan yang bisa dibuang-buang,
seolah bak permainan anak kecil yang bisa dirobek begitu saja.
Beranjak
dari masa kecil, seorang ibu mengantarkan kita pada jenjang sekolah dasar (SD)
dengan tas kecil yang berisi buku tulis, pensil dan peralatan sekolah lainnya,
tak lupa bekal yang setiap hari ibu sediakan. Saat itu, kita mulai menganggap
bahwa buku adalah tempat untuk menulis dengan beragam tulisan bak cakar ayam,
kata ibu guru.
Waktu
berjalan dan perlahan pun kita mulai belajar untuk membaca. Mungkin saja, dari
berbagai pilihan, saat itu kita akan memilih buku yang banyak gambar di
dalamnya. Sebab, hal pertama saat melihat buku, tentunya seseorang akan selalu
memulai dengan melihat judul dan sampul buku yang akan dibacanya.
Tahun
pun berganti begitu cepat dan kita semakin paham bahwa buku adalah sebuah
pengalaman yang harus diperbanyak. Buku semakin menarik untuk dilihat dan
dikaji, agar kita bisa memperdalam hal-hal yang masih belum kita temukan dalam
hal lainnya. Tentunya itu adalah hal yang benar dan sangat membantu bagi semua
orang dalam mencari ilmu. Sebab, hanya dengan membaca, kita bisa bisa menjelajahi
dan mengomentari dunia begitu luas ini.
Saat
aku menulis kalimat-kalimat ini, usiaku sudah 22 tahun dan itu artinya bahwa
aku telah menghabiskan 16 tahun dalam mengenal, membaca dan mempelajari yang
namanya buku bacaan. Tentunya, sejuta pikiran, pengalaman dan hal-hal lainnya
sudah aku temukan dalam berbagai macam buku yang telah kubaca. Dan kau tahu,
telah kuhabiskan waktu yang begitu panjang hanya untuk mengenal, membaca,
menganalisa dan memberikan masukan dalam hal mengomentari sebuah buku.
Hari
ini, saat aku membaca sebuah buku yang berjudul "Beragam Ciptaan
Tuhan", aku sejenak mengingat seorang wanita yang kata orang-orang modern
saat ini adalah pacar. Dan semakin ingin menghabiskan bacaanku, aku semakin
mengingatnya. Aku tak tahu, mengapa hari ini dia begitu mengikat dalam
pikiranku.
Dikejauhan
sana, di batas Kota Makassar dan Kabupaten Maros, terlihat mendung tebal yang
membawa hujan begitu cepat. Dan kau tahu, hanya secepat penglihatanku dalam
memandang, hujan itu pun membasahi tempat tinggalku, tepatnya Di Bumi Tanpa
Pacar, kata teman-teman seperjuanganku dalam menuntut ilmu.
Kututup
buku dan kuselami, bahwa saat aku mengingatmu selalu saja ada hujan yang
menjadikan arti rindu semakin tertanam. Aku ingin membaca lagi, namun aku masih
saja memikirkanmu. Hingga ku tutup mata rapat-rapat dan mulai mengartikan arti
dari pikiranku. Hujan pun semakin deras, hingga menaiki teras depan rumah
tempat tinggalku.
Dalam
mata terpejam, kutemukan arti dari hujan yang membasahi dan arti dari
ingatan tentangmu saat aku membaca buku hari ini. Bahwa kita pernah menatap
hujan yang sama, dan saat aku basah kuyup, engkau pun terasa begitu kedinginan.
Begitu sempurnya kita dimata hujan saat itu, dan mungkin saja, hujan hari ini
ingin menyampaikan itu semua.
Dari
ingatan tentangmu, aku mulai memikirkan bahwa dalam buku yang kubaca hari ini
dengan judul Beragam Ciptaan Tuhan itu, engkau adalah sosok yang harus
dipertahankan. Dan mungkin saja Tuhan memberikanku umur untuk hidup sampai saat
ini, supaya aku bisa membaca dan menganalisa perihal-perihal tentangmu buat
sekarang dan nantinya.
Dan
saat melihat tumpukan-tumpukan buku yang berada di sampingku saat ini, dengan
beragam judul dan warna, mulai dari yang sudah termakan tikus sampai pada apa
yang telah kubaca hari ini, aku mulai berpikir bahwa dari sekian banyak buku
yang telah kuhabiskan untuk kubaca, "Dirimu adalah sosok buku yang tak
ingin habis untuk kubaca", apalagi hanya untuk sebuah kata bosan !
Jumat, 05 Desember 2014
SEBELUM BERTEMU, AKU TAKUT ENGKAU AKAN MENYUKAIKU;
Dalam sempit pekat isyarat. Aku tumbuh sebagai lelaki pengumpul kerinduan. Dan saat malam berdialog kepada hujan, aku tidak dapat menghentikan deranya cucuran rindu yang semakin lama, semakin berhamburan. Dan lagi, aku kumpulkan ulang dengan sabar.
Ketakutanku selalu timbul, kerap hujan meretas tanpa batas akan kepercayaan. Aku takut kamu suka padaku. Karena rindu lebih berbahasa ketika hujan turun membawa semua kerinduan.
Aku takut kamu suka padaku, karena semakin sering hujan turun, rinduku semakin berisyarat dan berbaring dalam kecintaan, juga kerinduan yang tak berkesudahan.
Dan aku benci hujan, sebab tiap rinduku mengalir, kamu selalu membawakanku bejana yang aku sendiri pun tak mampu menampungnya.
Kamis, 04 Desember 2014
Kata-kata Indah dan keren buat status di facebook
Dan sentuhanmu serupa obat penenang, dari itu jangan salahkan aku jika mencandumu;
Kalau hari ini engkau berbahagia, jangan lupa berterima kasih pada mantan yang dulu menyakiti dan menjadikanmu setegar sekarang;
Mengapa harus menjadi orang lain, padahal keistimewaanmu adalah apa adanya kamu;
Kita pernah menatap hujan yang sama. Dan saat aku basah karenanya, engkau pun terasa kedinginan;
Jangan hanya mencari yang lebih baik dari mantanmu. Tapi perbaiki juga dirimu, maka yang terbaik akan menghampirimu;
Selalu bersyukur adalah cara yang membuat kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki;
Sebab yang terbaik selalu pantas untuk ditunggu dengan kesabaran;
Lebih baik terjebak hujan daripada terjebak kenangan;
Menghargai dan mensyukuri semua yang sudah kita miliki, jauh lebih baik daripada terus mengeluhkan apa yang belum kita dapatkan;
Sebaik-baik wanita ialah yang paling ringan mas kawinnya, bukan yang paling heboh resepsinya;
Sebab doa yang sering kamu sebut dalam sujudmu, suatu hari akan membuat mimpimu terwujud;
Semua yang diawali dengan niat baik akan berakhir dengan baik pula;
Zaman dulu pemuda berjuang merebut kemerdekaan. Zaman sekarang pemuda berjuang merebut pacar orang;
Coba ikuti naluri, karena yang sering kamu hindari bisa jadi lebih tulus dibanding dia yang sering kamu cari;
Jika kita menyerah pada jarak, sampai kapanpun kita tidak akan pernah merasa dekat;
Sebab, terkadang mata dan bibir suka terbalik. Air mata jadi tanda kebahagiaan yang tak terucap dan senyuman jadi tanda sakit yang tak terlihat;
Suatu hari nanti kamu yang akan membangunkanku untuk shalat tahajud, dan mensyukuri semua mimpi-mimpi kita yang telah terwujud;
Berikanlah yang terbaik untuk orang yang kamu sayangi, karena suatu hari nanti, bisa jadi kamu hanyalah serpihan kenangan bagi mereka;
Tak semua orang tua mampu membelikan apa yang kita mau, namun saat kita mampu, belikanlah apapun yang mereka mau;
Karena bersyukur itu mudah dan memudahkan;
Dan yang paling bersalah, biasanya hanya bisa menyalahkan;
Meski jarang bertatap mata, semoga doa kita berujung pada atap yang sama, bahagia dunia dan akhirat;
Terkadang lebih baik diam dan menghemat energy, daripada menjelaskan sesuatu kepada orang yang tak pernah mau mengerti;
Jika kamu sudah tahu sakitnya perpisahan, seharusnya kamu lebih tahu cara menghargai kebersamaan;
Lebih baik masuk angin daripada masuk ke hati perempuan terus meninggalkannya;
Dulu kita terlalu sibuk menciptakan kenangan, hingga kita lupa cara menciptakan penghapusnya;
Masalah itu kaya jalan tol, sepanjang apapun pasti ada pintu keluarnya;
Sebagus apapun rumah orang lain, takkan ada yang senyaman rumah sendiri;
Meminta maaflah kepada mantanmu dengan ucapan, maaf saya bukan tipe orang yang mudah dilupakan;
Akan ada saatnya dimana mempedulikanmu, memperhatikanmu, membahagiakanmu dan merindukanmu sudah bukan urusanku lagi;
Ketahuilah, jodoh itu kaya tempat parkir, sudah ada yang mengaturnya;
Dari jutaan mainan yang ada di dunia, laki-laki sekarang kebanyakan memilih hati perempuan untuk dipermainkan;
Buat yang putus cinta di bulan ini, tak usah galau-galauan. Cukup ucapkan “sodakowlohhuladzim”;
Tak usah dicari, jodohmu sudah ada. Mungkin, Dia sedang dipersiapkan Tuhan untuk menghampirimu melalui konspirasi bernama 'ketidaksengajaan';
Minggu, 30 November 2014
Hujan Di Akhir November
Dan kau tahu, dalam tiap butir hujan itu, ada sejuta kenangan yang tak sanggup kau jenguk hanya karena terlalu sakit. Kita yang pernah sama-sama menatap derasnya hujan memasuki bulan Desember hingga bunyi rintik berlalu, sampai-sampai aku yang basah kuyup dan engkau pun terasa kedinginan. Tahukah engkau, begitu sempurnanya kita di mata hujan ?
Aku tak tahu, masihkah engkau menatap hujan kala dia membasahi kedua matamu ? masihkah engkau merasa kedinginan atas basah yang kurasakan sekarang ? masihkah engkau ingin bermain di bawahnya atas segala bahagia yang pernah kita lewati ? mungkinkah, engkau masih ingin memeluk hujan walau ia terlalu banyak mengambil kenangan ? katakan saja pada hujanmu di sana, agar aku tahu atas hujan yang turun di tempatku ini.
Aku tak tahu arti hujan di akhir November ini, padahal tiap hari aku sudah mengartikan butirnya sebagai kenangan untukmu. Saat ini, di bawah sore, aku masih menatap rintiknya . Kau tahu, jingga senja pun ditutupi mendung yang begitu gelap. Mungkin saja, senja pun terlalu takut menampakkan jingganya, karena dia tahu bahwa hujan terlalu banyak membawa kenangan. Begitu banyak orang yang bahagia menyambut hujan ini, walau mereka tahu bahwa selalu ada orang tersakiti setelahnya.
Katanya, selalu ada pelangi selepas hujan hingga membuat kenangan berlalu. Masihkah engkau melihat pelangi sesudah hujan di sore ini ? hanya ada mendung tebal dengan warna hitamnya yang berkeliling menutupi jagad kali ini. Mungkin saja, pelangi terlalu malu menampakkan keindahannya, sebab dia tahu, hujan kali ini terlalu banyak membawa kesedihan.
Aku bertanya pada sore di bawah rinai rintik airnya, kenapa tak sekalian, hujan kali ini membanjiri tempatku agar aku mengingat kenangan hanya asatu kali. Katanya, hujan bisa saja adalah kesedihan, tapi bahagia selau tercipta dalam hujan. Berdoa sajalah, semoga saat aku turun kembali engkau pun tersenyum karena pelangi akan muncul lagi. dan mungkin saja, saat itu tiba, engkau pun punya seseorang yang bisa kau ajak untuk menatapnya kembali dan berkata, aku mencintai hujan karena dia selalu menjadikan kita hangat dalam dinginnya.
Akulah Anak Nelayan
Banyak
orang berkata bahwa hidup adalah sebuah pilihan, dan setiap orang berhak
memilih arah hidupnya masing-masing. Begitu pun ayahku, juga punya pilihan.
Aku
adalah anak laki-laki yang terlahir dari keluarga kecil dari sebuah pulau kecil
di ujung selatan Kabupaten Kepulauan Selayar. Aku adalah anak dari seorang ayah
yang bekerja sebagai nelayan kecil. Dan sejak kecil, aku sudah terbiasa ikut
ayah melaut dengan memakai sebuah sampan kecil dan tua.
Pekerjaan
sebagai nelayan mungkin menurut sebagian orang cukup melelahkan, dan akan
sangat melelahkan bagi mereka yang tak pernah tahu. Namun, bagi aku yang
berasal dari keluarga nelayan, yang sedari kecil terbiasa dengan semua itu,
tentu bukanlah pekerjaan yang melelahkan.
Aku
percaya bahwa itulah jalan Tuhan yang diberikan pada keluargaku, dan aku selalu
bersyukur atas semua itu. Aku yakin bahwa nelayan punya peranan penting dalam
kehidupan ini. Sebab tanpa nelayan, bagaimana kita semua, bisa menikmati
lezatnya ikan dan makanan-makanan laut lainnya.
Kadang,
saat
semua orang terlelap tidur dalam dekapan dinginnya malam, ayahku malah bangun
dan menyiapkan perlengkapan untuk melaut hanya karena ia melihat, kalau cuaca
sangat mendukung untuk menangkap ikan. Bahkan aku pun tak pernah terbangun dan
melihat ayah pergi melaut di tengah malam.
Dengan keriput yang sudah mulai tampak
dalam raut wajah yang selalu menjadi pahlawanku itu, terkadang membuatku ingin
menangis atas kehidupan pahit yang Tuhan berikan pada keluargaku. Melihat
kehidupan orang kaya yang serba berkecukupan dan tiap harinya hanya duduk di
atas kursi mewah bak tempat duduk sang raja, terkadang aku berpikiran sendiri
sembari berkata, begitu tak adilnya Tuhan yang katanya Maha Pemberi,
sampai-sampai keluargaku yang tercipta dengan kata miskin, harus bekerja lagi
dengan mengarungi ombak yang tiap saat bisa mengambil nyawa ayahku di lautan
sana.
Ayahku bahkan tak pernah mengeluh walau
sudah kelelahan, dan terkadang hanya sakit yang tak bisa lagi ditahannya
membuat dirinya sejenak beristirahat. Aku pernah bertanya padanya, mengapa ayah
harus tiap hari pergi melaut, padahal ikan yang di dapatkan kemarin saja belum
dihabiskan dan masih bisa dimakan sampai besok. Dia hanya menjawab, aku
melakukan semua itu demi kamu nak. Aku ingin engkau tak sama seperti kami, aku
dan ibumu yang dipaksa harus bekerja keras, bekerja kasar tiap harinya. Dan
harus mengarungi lautan dengan ombak yang bisa saja mengambil nyawaku,
ungkapnya.
Itulah kata-kata ayah yang selalu
membuatku mengingatnya dimana pun aku berdiri, duduk dan menulis cerita pendek
ini. Aku ingin menulis kepada ayah dan ibuku bahwa aku janji akan selalu
menjadikannya pahlawan dalam mengarungi hidup. Aku janji akan mengubah nasib
yang selama ini sudah menjadi bagian dari keluargaku, tanpa harus melupakan kata
nelayan.
Adalah kata nelayan yang membuatku
mampu menulis semua ini di tempat yang jauh dari keluargaku. Dan akan
kubuktikan pada ayahku yang tiap harinya mempertaruhkan hidup diombang-ambing
gelombang di tengah lautan, bahwa anak nelayan juga pantas untuk sukses dan
memberikan yang terbaik. Aku ingin mempersembahkan semua harapan ayah lalu
mengatakan kepadanya bahwa dia telah berhasil merawat aku sebagai anak dari
nelayan kecil.
Hingga pada akhirnya, saat aku sukses
nanti, aku ingin mengatakan kepada dunia bahwa aku adalah anak nelayan yang
terlahir dari seorang ayah yang begitu hebat. Sebab bagiku, ayah adalah
pahlawan laut yang tak akan pernah termakan waktu dan akan selalu menjadi
bagian dalam diriku dan pulau kecilku.
Jumat, 28 November 2014
Rabu, 26 November 2014
Menyambut Pagi
Dan saat aku terbangun, aku cuma ingin hinggap di kedua matamu, jikalau senyum adalah bagian yang tak terpisahkan, ketika engkau menyambut mentari;
Selasa, 25 November 2014
Kata-kata Bijak Tentang Cinta
Sampai cinta mengajarimu untuk menerima, maka kau akan tetap berdiam dalam ketidakmengertian;
Bahkan jika kau tak lagi percaya, takdir akan mempertemukan hati yang serupa, sebab dia masih menunggumu;
Pada rinai hujan ada butiran rindu yang jatuh di wajah bumi. Rindu yang sama dan pernah jatuh ribuan hari silam yang tertinggal di belakang. Itulah rinduku pada genggaman tanganmu;
Dan selalu saja ada pagi yang sulit kuterjemahkan pada segelas kopi dan sekerat mimpi yang tak kunjung ranum;
Pada daun yang gugur, angin tak pernah bertanya, pada siapa sepi itu meminta. Ia berjatuhan, layaknya musim memanggil usianya. Sebab pergi, hanyalah sebuah jalan;
Orang yang meminta kekasihnya memilih adalah cinta yang seolah punya dua jalan;
Sebab luka sejatinya adalah penolakan terhadap rasa sakit, maka kesembuhan adalah penerimaan terbaik atas rasa sabar;
Pergilah menjauh dari ketakutanmu, sebab hanya ketakutan yang bisa membuatmu kehilangan;
Beberapa ingatan tak harus disimpan, agar rindu lebih mudah di jalani;
Bahkan jika seluruh daun telah berguguran di makan usia, bunga di hatimu tetap mekar;
Jika hatimu tak pernah pergi, kau tak akan pernah tahu arti pulang, menemuiku;
Sebelum hatimu sempurna, yang akan kau lihat hanyalah benang-benang yang terajut, bukan sutera nan indah;
Belajarlah mengalami, sebab mata tak mengajarimu penglihatan. Meski ribuan buku kau baca, jika satu ayatnya tak kau alami, maka tiada guna pengetahuan;
Sampai kau benar-benar mengenal cinta, kau tak akan berhenti terluka;
Beberapa luka, diciptakan Tuhan tidak untuk sembuh, bukan pula untuk menetap. Jika itu berakhir pada keikhlasan, ia akan terlahir sebagai cahaya, yang bisa jadi adalah hadiah terbaik dari Tuhanmu;
Berbahagialah pada kemestian dari penerimaan yang tulus. Mengajari hati untuk berbaik sangka itu indah;
Katakan saja apa yang hatimu bisa katakan. Itulah keindahan yang sesungguhnya;
Jangan mencari kesuksesan di atas penderitaanmu. Jadilah bahagia dalam setiap proses, sebab tak ada yang sulit jika hati ikhlas;
Cinta itu semacam dentuman dan quantumnya membentang serupa partikel-partikel yang bahkan semesta pun tak sanggup memaknainya;
Sebab kelembutan selalu menjadi milik mereka yang tak menginginkan apa-apa;
Sebab cinta tak butuh alasan;
Sebab yang melihatmu dengan hati tak akan pernah berhenti kagum, bahkan jika waktu menghabiskan pandangannya;
Jika jalan ini benar adalah peta dan arah pada dirimu, maka ijinkan aku takluk pada matamu;
Tutup matamu dan jatuh cintalah, lalu diam di situ;
Pada wajahmu, ada pesona dunia yang tak habis-habis hendak kujenguk;
Dan pada hatimu, ada kilau cahaya yang tak pernah tuntas kumaknai padanannya;
Pernahkah kau benar-benar mencintai sesuatu dan kau merasa sesuatu itu bukan milikmu. Sesungguhnya, dari sanalah keindahan itu bermula. Pada cinta yang rumit untuk dimengerti;
Kemarin itu kenangan, esok adalah rahasia-Nya. Dan hari inilah hidup kita yang sesungguhnya. Maka jangan berhenti menjadi yang terbaik;
Jika doamu tak lagi cukup, keringkan saja rindumu dalam air mata. Kelak air mata itu akan mengalir di surge menggantinya dengan bidadari pada rupamu;
Di sana, kan kau temukan aku dan masih mencintaimu;
Kadang-kadang kita merindukan sesuatu tanpa kita minta. Saat itu tiba, percayalah, rindu itu tak datang sendirian. Di baliknya, ada sunyi yang sedang bergegas mencari tempat untuk di temui, olehmu;
Sebab pada setiap subuh, aku ingat doa sederhana kita. Katamu, siapa yang mencintai, tak akan habis dalam kenangan;
Jika kau menangis karena sakit, itulah air mataku yang kupinjam dari lukamu;
Berhenti mencintaiku, jika kau tak sanggup;
Seseorang yang membiarkan dirinya menerima cinta tanpa sebab, adalah kekasih yang sama yang merindukan surga tanpa syarat;
Jangan menaruh kebahagiaan di atas ketakutanmu. Keberanian adalah harta karunmu yang harus kau temukan;
Buatlah kegelapan, agar semua nampak sama warnanya. Dan saat itu pula, jadilah cahaya, agar kau tahu warnamu yang sesungguhnya;
Jangan terlalu lama di pendam, sebab sakit sekarang lebih baik daripada luka kemudian;
Beberapa pertanyaan tak butuh jawaban dan diam biasanya mencukupi;
Dan aku sudah menyimpankan janji untukmu. Sekali mencintaimu, selamanya akan begitu;
Doa yang datang dari hati yang mencintai, tak pernah menjumpai sunyi;
Sebab, tak ada cahaya yang benar-benar terang, jika kau ijinkan hatimu gelap;
Sahabat itu adalah dia yang mengajarkan sakit dan mengobatimu dengan ketulusan;
Tuhan hanya akan mengajarkanmu solusi, jika kau mau mengambil resiko;
Berbelas kasihlah terhadap sesamamu, sebagaimana Tuhan mengasihimu tanpa syarat;
Hanya orang-orang yang berani melihat kegagalan yang akan tersenyum menyambut kesuksesannya. Jangan tidurkan mimpimu, sebab kau tak tahu, kapan mimpi itu akan ranum untuk kau petik;
Semua hal hanya menjadi mungkin, jika kau yakin bahwa kau sungguh menghendakinya;
Bila bunga sudah mekar, jangan lagi kau buat layu, hanya karena kau tak sabar untuk memetiknya. Serupa itulah hati. Tak perlu bergegas menyentuhnya. Jika benar kau menghendakinya, pastilah mekarnya akan tiba pada hatimu;
Kalau kau berpikir sesuatu akan pergi darimu, maka saat itulah kau kehilangannya;
Gaun yang indah tak pernah bertanya pada benang, apa yang membuatnya indah;
Rumah terbaik untuk pulang adalah hati, lalu mengapa kita biarkan ia berdebu;
Kawan yang baik bagimu adalah akal yang zuhud, sementara sahabat sejatimu adalah hati yang ridho. Jika kawanmu gelisah, tanyalah sahabatmu;
Sebab dengan senyum, bukan hanya hatimu yang akan bercahaya, Tuhan pun akan bergembira melihatmu;
Dan jika tumbuh sedikit rindu, pada aku, di ujung doamu. Itulah harapan yang takkan usai oleh apapun. Sebab aku mengingatmu, sebanyak sebutan pada ingatan dalam doamu;
Jangan takut, sebab kebaikan selalu menemukan jalan;
Bahkan jika kau tak lagi percaya, takdir akan mempertemukan hati yang serupa, sebab dia masih menunggumu;
Pada rinai hujan ada butiran rindu yang jatuh di wajah bumi. Rindu yang sama dan pernah jatuh ribuan hari silam yang tertinggal di belakang. Itulah rinduku pada genggaman tanganmu;
Dan selalu saja ada pagi yang sulit kuterjemahkan pada segelas kopi dan sekerat mimpi yang tak kunjung ranum;
Pada daun yang gugur, angin tak pernah bertanya, pada siapa sepi itu meminta. Ia berjatuhan, layaknya musim memanggil usianya. Sebab pergi, hanyalah sebuah jalan;
Orang yang meminta kekasihnya memilih adalah cinta yang seolah punya dua jalan;
Sebab luka sejatinya adalah penolakan terhadap rasa sakit, maka kesembuhan adalah penerimaan terbaik atas rasa sabar;
Pergilah menjauh dari ketakutanmu, sebab hanya ketakutan yang bisa membuatmu kehilangan;
Beberapa ingatan tak harus disimpan, agar rindu lebih mudah di jalani;
Bahkan jika seluruh daun telah berguguran di makan usia, bunga di hatimu tetap mekar;
Jika hatimu tak pernah pergi, kau tak akan pernah tahu arti pulang, menemuiku;
Sebelum hatimu sempurna, yang akan kau lihat hanyalah benang-benang yang terajut, bukan sutera nan indah;
Belajarlah mengalami, sebab mata tak mengajarimu penglihatan. Meski ribuan buku kau baca, jika satu ayatnya tak kau alami, maka tiada guna pengetahuan;
Sampai kau benar-benar mengenal cinta, kau tak akan berhenti terluka;
Beberapa luka, diciptakan Tuhan tidak untuk sembuh, bukan pula untuk menetap. Jika itu berakhir pada keikhlasan, ia akan terlahir sebagai cahaya, yang bisa jadi adalah hadiah terbaik dari Tuhanmu;
Berbahagialah pada kemestian dari penerimaan yang tulus. Mengajari hati untuk berbaik sangka itu indah;
Katakan saja apa yang hatimu bisa katakan. Itulah keindahan yang sesungguhnya;
Jangan mencari kesuksesan di atas penderitaanmu. Jadilah bahagia dalam setiap proses, sebab tak ada yang sulit jika hati ikhlas;
Cinta itu semacam dentuman dan quantumnya membentang serupa partikel-partikel yang bahkan semesta pun tak sanggup memaknainya;
Sebab kelembutan selalu menjadi milik mereka yang tak menginginkan apa-apa;
Sebab cinta tak butuh alasan;
Sebab yang melihatmu dengan hati tak akan pernah berhenti kagum, bahkan jika waktu menghabiskan pandangannya;
Jika jalan ini benar adalah peta dan arah pada dirimu, maka ijinkan aku takluk pada matamu;
Tutup matamu dan jatuh cintalah, lalu diam di situ;
Pada wajahmu, ada pesona dunia yang tak habis-habis hendak kujenguk;
Dan pada hatimu, ada kilau cahaya yang tak pernah tuntas kumaknai padanannya;
Pernahkah kau benar-benar mencintai sesuatu dan kau merasa sesuatu itu bukan milikmu. Sesungguhnya, dari sanalah keindahan itu bermula. Pada cinta yang rumit untuk dimengerti;
Kemarin itu kenangan, esok adalah rahasia-Nya. Dan hari inilah hidup kita yang sesungguhnya. Maka jangan berhenti menjadi yang terbaik;
Jika doamu tak lagi cukup, keringkan saja rindumu dalam air mata. Kelak air mata itu akan mengalir di surge menggantinya dengan bidadari pada rupamu;
Di sana, kan kau temukan aku dan masih mencintaimu;
Kadang-kadang kita merindukan sesuatu tanpa kita minta. Saat itu tiba, percayalah, rindu itu tak datang sendirian. Di baliknya, ada sunyi yang sedang bergegas mencari tempat untuk di temui, olehmu;
Sebab pada setiap subuh, aku ingat doa sederhana kita. Katamu, siapa yang mencintai, tak akan habis dalam kenangan;
Jika kau menangis karena sakit, itulah air mataku yang kupinjam dari lukamu;
Berhenti mencintaiku, jika kau tak sanggup;
Seseorang yang membiarkan dirinya menerima cinta tanpa sebab, adalah kekasih yang sama yang merindukan surga tanpa syarat;
Jangan menaruh kebahagiaan di atas ketakutanmu. Keberanian adalah harta karunmu yang harus kau temukan;
Buatlah kegelapan, agar semua nampak sama warnanya. Dan saat itu pula, jadilah cahaya, agar kau tahu warnamu yang sesungguhnya;
Jangan terlalu lama di pendam, sebab sakit sekarang lebih baik daripada luka kemudian;
Beberapa pertanyaan tak butuh jawaban dan diam biasanya mencukupi;
Dan aku sudah menyimpankan janji untukmu. Sekali mencintaimu, selamanya akan begitu;
Doa yang datang dari hati yang mencintai, tak pernah menjumpai sunyi;
Sebab, tak ada cahaya yang benar-benar terang, jika kau ijinkan hatimu gelap;
Sahabat itu adalah dia yang mengajarkan sakit dan mengobatimu dengan ketulusan;
Tuhan hanya akan mengajarkanmu solusi, jika kau mau mengambil resiko;
Berbelas kasihlah terhadap sesamamu, sebagaimana Tuhan mengasihimu tanpa syarat;
Hanya orang-orang yang berani melihat kegagalan yang akan tersenyum menyambut kesuksesannya. Jangan tidurkan mimpimu, sebab kau tak tahu, kapan mimpi itu akan ranum untuk kau petik;
Semua hal hanya menjadi mungkin, jika kau yakin bahwa kau sungguh menghendakinya;
Bila bunga sudah mekar, jangan lagi kau buat layu, hanya karena kau tak sabar untuk memetiknya. Serupa itulah hati. Tak perlu bergegas menyentuhnya. Jika benar kau menghendakinya, pastilah mekarnya akan tiba pada hatimu;
Kalau kau berpikir sesuatu akan pergi darimu, maka saat itulah kau kehilangannya;
Gaun yang indah tak pernah bertanya pada benang, apa yang membuatnya indah;
Rumah terbaik untuk pulang adalah hati, lalu mengapa kita biarkan ia berdebu;
Kawan yang baik bagimu adalah akal yang zuhud, sementara sahabat sejatimu adalah hati yang ridho. Jika kawanmu gelisah, tanyalah sahabatmu;
Sebab dengan senyum, bukan hanya hatimu yang akan bercahaya, Tuhan pun akan bergembira melihatmu;
Dan jika tumbuh sedikit rindu, pada aku, di ujung doamu. Itulah harapan yang takkan usai oleh apapun. Sebab aku mengingatmu, sebanyak sebutan pada ingatan dalam doamu;
Jangan takut, sebab kebaikan selalu menemukan jalan;
Sea of Love
Diamlah !
Sebab cinta adalah sebutir permata
yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti batu.
Seandainya hari masih panjang untuk
dilalui, masih banyak hal yang ingin kulakukan. Entah, apakah kau akan ada di
sana menemani perjalananku, atau akan tetap berdiam di sini menanti hari itu
tiba.
Sepertinya kesendirian tidak seangker
yang mereka bayangkan. Setidaknya kita masih bisa saling berkirim berita dan
romantisme adalah gemintang di malam kelam dalam persahabatan.
Bagaimana jika hari itu tidak
pernah tiba ? akankah kau marah ? Tentu, kita hanya bisa berandai-andai. Tiada
kuasa menyimpan janji di hari nanti, yang bahkan kita tidak pernah yakin bahwa
kita akan sampai di sana.
Jadi, mengapa kita tidak mulai untuk
saling menyayangi hari ini, mulai detik ini. Dengan cara yang kita bisa, yang
kita mampu. Jangan pernah kau anggap ini belenggu, atau rasa takut yang merongga
akan kata 'penyesalan'. Bukankah cinta itu murni, putih dan bersih. Bukankah
hari akan terasa lebih indah bagi para kekasih dan para pecinta.
Mari kita langkahkan hati menjadi
seorang kekasih. Hidup bernaungkan cinta. Sementara hari demi hari berlalu, dan
kita beranjak tua. Rasa ini akan lebih teramat menyiksa bila tiada terutarakan.
Kusemaikan cinta melalui doa-doa
dan harapan untuk selalu melihatmu tersenyum di setiap musim, di dinginnya
dekapan malam, di sunyinya angin senja, di muramnya gerimis akhir November.
Matahari kan selalu datang kembali menyinari jiwamu.
Tak akan pernah kuminta apapun
darimu. Mungkin inilah harga yang harus dibayar oleh setiap para kekasih.
Membiarkan semua mengalir adanya. Mungkin akan kukemasi beberapa hal
seperlunya. Menanggalkan semua apa yang pernah kita anggap sebagai kendaraan
kebesaran, dan memulai kembali perjalanan menemukan makna kesejatian hidup.
Menapaki jalan sunyi bak seorang musafir di semesta-Nya.
Kau tidak akan pernah menemukan
keindahanku, selama masih tersilaukan dengan apa yang dianggap akan mengantarmu
menuju kebahagiaan. Luangkanlah waktu untuk sekedar menatapku.
Dapatkah kau rasa sedikit hamparan
dari sorot mata itu. Hanya seiris jendela temui hati yang tergerus luka dan
derita. Mengapa kita begitu takut penderitaan ? padahal darinya kita akan
menemukan diri kita yang sebenarnya.
Tentang airmata, tiada perlu lagi
kau kata menganak sungai. Tentang rasa sakit, kecewa, cemburu, kesulitan dan
prasangka, semua hanya masalah teknis, jawabannya selalu kembali padamu. Jadi
di mana letak semua ini ? pada titik pusat otakmu, sebentuk buah pinus yang
selama ini kau sebut hati.
Last but not least.
Entah bagaimana caranya, dalam
perjalanan hidupmu, kau akan belajar menemukan dirimu sendiri dan menyadari
bahwa penyesalan itu tiada seharusnya singgah di hati. Yang ada adalah
penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang kita buat.
LEDAKAN SEMPURNA
Dulu, masa-masa SMP adalah saat yang paling menyenangkan. Masih segar dalam ingatan, berbagai kenakalan yang aku dan teman-teman lakukan, hingga dihukum oleh wali kelas. Kejadiannya terjadi di bulan Ramadan. Aku masih kelas dua SMP ketika melakukannya.
Kegiatan kami waktu itu hanya pesantren kilat, tadarus Alquran, shalat bersama, dan mendengarkan ceramah agama tiap hari. Tapi pada suatu hari, karena guru-guru sedang rapat maka ceramah agama ditiadakan, jadi ada jam kosong selama dua jam.
Awalnya kami baik-baik saja. Kami hanya mengobrol, bernyanyi, dan bercanda bersama. Tapi karena mulai bosan, entah siapa yang menyarankan kami mulai berencana untuk membeli petasan. Jadilah aku keluar bersama dua orang teman membeli petasan di seberang sekolah.
Langkah pertama berhasil. Petasan dan korek api telah siap di kantong. Sampai di kelas teman-teman bersorak menyambut kami, seakan-akan kami pahlawan penghilang badmood. Langsung saja kami nyalakan petasan tersebut, tapi supaya tidak terdengar petasannya kami tutup memakai tempat sampah.
Beruntungnya kami, petasan berhasil dinyalakan dengan sempurna. Tapi sialnya kami, suara petasan tersebut tidak berhasil diminimalisir. "Duuaaarrrr!" suara petasan menggelegar sempurna hingga terdengar keluar kelas. Anak-anak kelas lain berdatangan ingin tahu penyebab suara, dan yang lebih sial lagi guru-guru yang sedang rapat pun ikut datang.
Setelah tahu penyebabnya, jadilah kami dihukum tidak boleh pulang hingga maghrib, padahal jam pulang waktu itu hanya sampai pukul sepuluh pagi. Kami harus membersihkan satu sekolah, mulai dari semua kelas hingga kamar mandi bahkan juga pekarangan. Padahal kami sedang berpuasa waktu itu.
Kenakalan sempurna untuk masa-masa sekolah yang sempurna. Sungguh suatu kebersamaan indah yang tak terlupakan bagi kami
Arti dibalik sebuah mimpi
Dik!
Malam ini semua itu terulang.Untuk kesekian kalinya aku harus terbangun pada sepertiga malam.Hingga diriku harus meneguk pahitnya peluh yang membasahi batin.Memaksaku untuk mencekik pekatnya hitam sang malam.Dan merobohkan tanggul keteguhan hatiku.
Dik!
Aku memelukmu, untuk kali pertama dalam satu dekade yang telah terlewat.Ketika aku hendak lupa cara merindu.Ketika aku hendak lupa cara senyummu.Kala itu, aku yakin telah bersama dengan dirimu.Kita berdiri pada ujung dinding bibir pantai.Melihat sepoi-sepoi angin menari di atas kibasan ombak dengan bahasa dan gelak tawa mereka.Hingga kita menghantarkan senja menuju langkah akhir Peraduan.
Dik!
Kini semua tak bisa kumengerti.Semua hal yang kulakukan seakan tak pernah terjadi.Aku sungguh yakin telah membunuhnya,lalu kupastikan menguburnya dalam-dalam pada ujung jalan persimpangan ini.Bahkan tanda nisan pun kujadikan bukti akhir penempatannya.
Dik!
Dik!
Kisah pagi ini karena Cinta
Patah hati ?
Mungkin diantara kita pernah merasakannya. Galau , uring-uringan dan kesedihan dampak nyata dari yang namanya patah hati. Ketika kita mencintai seseorang, tapi orang itu tidak mencintai kita. Dan saya tidak ingin membahas ini lebih dalam, yang ingin saya sampaikan ada rasa yang lebih menyedihkan dari patah hati. Yaitu keluarnya teman yang kita cintai dari barisan para sahabat.
Mungkin diantara kita pernah merasakannya. Galau , uring-uringan dan kesedihan dampak nyata dari yang namanya patah hati. Ketika kita mencintai seseorang, tapi orang itu tidak mencintai kita. Dan saya tidak ingin membahas ini lebih dalam, yang ingin saya sampaikan ada rasa yang lebih menyedihkan dari patah hati. Yaitu keluarnya teman yang kita cintai dari barisan para sahabat.
Ya, sangat menyedihkan. Canda tawa , sedih dan duka dalam perjuangan bersama hanya jadi memory masa lalu karena pilihan hidupnya. Ketika itupun saya ditanya "apakah engkau kecewa terhadap dia saat ini", hanya kalimat ini yang mampu saya ucapkan, "yang saya kecewakan bukan ia , tapi diri saya yang tidak bisa menolong dia".
Teman hidup memang penuh seleksi dan eleminasi. Memang kehendakNya yang membolak-balikan hati manusia. Tapi ketika kita menemui mereka yang berguguran, rangkullah mereka kembali. Sebab, dititik itulah dimana kita buktikan bahwa dalam sahabat kita menemukan cinta. Ketika teman kita dalam keadaan futur, jangan jauhi bahkan menghukumi, sehingga ia merasa lelah dan merasa tak ada yang mempedulikannya. Janganlah menganggap mereka yang pergi menjadi sampah sejarah. Rangkullah atau ketika bertemu suatu saat nanti berilah senyuman
termanismu seperti dulu engkau tertawa lepas dalam barisan ini. Dan
tanyalah "apa kabar jiwa yang sepi , apakah engkau tidak merindukan dirimu yang dulu ?"
Senin, 24 November 2014
DAN CINTA
Lamunan mendekap kesadaran, saat angan tak lagi terbangun. Perlahan desah waktu memudar, seiring hingar bingar benak menghilang di tengah desiran hampa. Meninggalkan jejak impian semu yang kini lelah tercabik usang. Dia melangkah berlalu dari ingatanku, menebus sejumlah janji yang terikrar pada hidayah hati.
Deru semilir angin meniup sehelai daun melati, melambai kepergian nafas sang pejalan bumi. Darinya, semua berawal dan ketika separuh hati terbawa bersamanya, aku pun terpejam. Aliran getir pelan menjamah rona pipi yang kini tampak memucat. Derik pedih terucap dari isak batin, dan mengundang duka untuk duduk di pangkuannya. Kemudian berbicara tentang derita "Hanyutkan aku pada alur ratapan, bila ini sungguh benar terjadi. Lalu benam segala mimpi yang terkunci dalam kotak duka."
Deru semilir angin meniup sehelai daun melati, melambai kepergian nafas sang pejalan bumi. Darinya, semua berawal dan ketika separuh hati terbawa bersamanya, aku pun terpejam. Aliran getir pelan menjamah rona pipi yang kini tampak memucat. Derik pedih terucap dari isak batin, dan mengundang duka untuk duduk di pangkuannya. Kemudian berbicara tentang derita "Hanyutkan aku pada alur ratapan, bila ini sungguh benar terjadi. Lalu benam segala mimpi yang terkunci dalam kotak duka."
Petikan sumbang sitar tragedi, berdenting mengiring akhir cerita. Tirai panggung dunia mulai tertutup kala helaan dingin ironi terhirup baginya. Secercah harapan beranjak berjalan, menghilang di ujung kekalutan. Nuansa kesedihan teracik dalam seduhan sendu "Mengapa air mata ini serasa mengering meski semua telah berakhir ? bukankah ini akhir yang ditujukan bagi arti hidupku ? lihat aku ! diri ini seakan terasa begitu semu dengan adanya sebaris doa sebagai selimut takdir. Membalut hangat jiwaku.
Tidak terbayang olehku, raga ini telah menyongsong ujung waktu. Saat kasihku masih hinggap di hati cintanya. Sayang, kekasihku,dan aku mencintaimu walau detik tidak lagi bersamaku. Namun detaknya akan tetap berdegub di jantungmu. Ingatlah aku, karena separuh hati akan kembali menyatu ketika bumi melelapkan tidurmu. Dalam heningnya keabadian.
Dan aku tak pernah terfikir untuk merasa seperti ini, namun sejauh yang ku tahu, cintaku telah mengenalmu. Dan ketika malam hadirkan sunyi, kupeluk kau dengan mimpi, hingga pagi menjelang kasihku kan tetap mengenang. Dan jika, perpisahan harus terjadi, sudah kutuliskan sebaris kata hati. Simpanlah dalam sanubari, biarkan ia selalu menemani
Dan nanti. bila detik waktu terdengar sewindu, maka kepaklah rindumu. Bawa kemari dalam pelukku bahwa sesungguhnya dua hati telah menyatu.
Untuknya
Menikmati pagi di Bumi Tamalanrea Permai, bersama Ck-Ck Community dalam B355. Kukutipkan satu puisi buat adinda yang jauh di seberang sana, yang menjadi doa hingga membuatku tersipu malu. Duhai cinta, perkenankan aku mengenalmu dengan paduan sempurna, antara akalku yang memutar logika dan beningnya hati yang mencondongkanku padamu atas bimbingan Allah Taala.
Perempuan Berkerudung Merah
Engkau perempuan yang berkerudung merah, di wajahmu-lah kuhabiskan mataku. Lalu pucuk-pucuk kenangan menghabiskan sunyi dalam sore yang tak kunjung pergi. Kita mungkin bisa alpa pada ingatan, sebab janji akan surga, bukan di tangan kita. Maka, tataplah aku pada sebuah episode bernama rindu, yang turun ke hati dan menggubah sajak menjadi kupu-kupu.
Dan seketika kulihat kau mengemasi takdirmu pada perjumpaan yang niscaya, "cukuplah cinta dalam sebutan nama", sebab kita bukan siapa-siapa di jalan ini, katamu. Kau, seperti kerudung itu, tak kan bisa menjadi kain yang indah di mataku. Sebab benangmu, bukan aku yang menenunnya.
Ungkapan Cinta
Dears...
Ungkapan cinta itu tak melulu dengan kata I Love You. Tak selalu seharum mawar. Pun tak hanya semanis cokelat. Sebab, cinta sesungguhnya punya banyak bahasa. Mungkin kita yang terlalu sedikit memahaminya.
Terkadang cinta mewujud hantaman yang menjatuhkan, seperti ungkapan cinta angin kepada daun, untuk mengantarkannya pada persinggahan takdir selanjutnya. Terkadang cinta membahasakan dirinya dengan teguran yang membuat meleleh air mata, demi memberimu sensasi agar engkau mengerti. Dan terkadang cinta mengungkapkan dirinya dengan diam untuk menjaga lisanmu, dari yang tak perlu diungkapkan, pula menjaga hatimu dari noda yang menghitamkan.
Tak jarang pula cinta mengekspresikan dirinya dengan tak acuh dan menjauh demi memberimu waktu untuk sendiri, menenangkan diri dan berpikir ulang tentang kesalahan yang mungkin kau perbuat.
Dears...
Lagi, ungkapan cinta yang sering tak kita ketahui adalah menyebut namamu dalam doa, memohonkan kebaikan kepada-Nya, Sang Pencipta Cinta. Dan tak lupa, cinta menyemangati ketika kamu mau menempuh jalan yang benar, meskipun banyak orang mengindarinya. Serta memapahmu ketika kamu tak sanggup berlari hingga tetap melangkah bersamanya.
Sungguh, ungkapan cinta yang seperti ini jauh lebih mengesankan dari sekadar I Love You, mawar atau cokelat. Lebih dahsyat dari sekadar ucapan sayang. Ini cinta yang rela engkau membencinya sementara. Ini cinta karena Allah.
Semoga kita tidak akan menyia-nyiakan setiap ungkapan cinta itu.
Ungkapan cinta itu tak melulu dengan kata I Love You. Tak selalu seharum mawar. Pun tak hanya semanis cokelat. Sebab, cinta sesungguhnya punya banyak bahasa. Mungkin kita yang terlalu sedikit memahaminya.
Terkadang cinta mewujud hantaman yang menjatuhkan, seperti ungkapan cinta angin kepada daun, untuk mengantarkannya pada persinggahan takdir selanjutnya. Terkadang cinta membahasakan dirinya dengan teguran yang membuat meleleh air mata, demi memberimu sensasi agar engkau mengerti. Dan terkadang cinta mengungkapkan dirinya dengan diam untuk menjaga lisanmu, dari yang tak perlu diungkapkan, pula menjaga hatimu dari noda yang menghitamkan.
Tak jarang pula cinta mengekspresikan dirinya dengan tak acuh dan menjauh demi memberimu waktu untuk sendiri, menenangkan diri dan berpikir ulang tentang kesalahan yang mungkin kau perbuat.
Dears...
Lagi, ungkapan cinta yang sering tak kita ketahui adalah menyebut namamu dalam doa, memohonkan kebaikan kepada-Nya, Sang Pencipta Cinta. Dan tak lupa, cinta menyemangati ketika kamu mau menempuh jalan yang benar, meskipun banyak orang mengindarinya. Serta memapahmu ketika kamu tak sanggup berlari hingga tetap melangkah bersamanya.
Sungguh, ungkapan cinta yang seperti ini jauh lebih mengesankan dari sekadar I Love You, mawar atau cokelat. Lebih dahsyat dari sekadar ucapan sayang. Ini cinta yang rela engkau membencinya sementara. Ini cinta karena Allah.
Semoga kita tidak akan menyia-nyiakan setiap ungkapan cinta itu.
Diamku bukanlah Akhir
Diam bukan berarti pasrah, karena terkadang kata terakhir menyisakan kenangan menyiksa yang akan selalu terukir. Bukan berarti rela karena sebuah perpisahan memang sudah menjadi kenyataan dalam kehidupan. Dan diam bukan berarti tak berharap tentang rindu yang akan bersatu dalam kejamnya waktu yang telah lama membuat menunggu.
Ini bukan perpisahan, karena jarak yang membentang hanyalah sebuah jembatan
yang akan kita telusuri dengan penuh persiapan, sampai akhirnya kita
berjumpa dipertengahan jalannya. Ini bukan perpisahan, tapi hanya ujian yang harus dihadapi atas perasaan yang menanti keridhoan Tuhan semesta Alam. Semoga do'a selalu menjadi pengingat ketika diri tak ingin lagi setia menanti dalam kesabaran.
Andai Saja
Arakan awan telah menyebar dilibas baskara siang
. Pada langit tua, keriput bumi masih saja bergulat dipijak jejak-jejak bernama. Pada apa dikata ceria
menuai, syair malang membujang. Menggenap lekang antara kita makhluk yang sama jenis merupa.
Andai saja jiwaku bisa kembali berreinkarnasi, akan kurengkuh dirimu dalam peluk abadi. Mengejewantahkan dunia dalam kutuk meregang, dan membiarkan sebongkah rasa berpadu dengan rasamu tak lekang.
Andai saja, sedikit cumbumu melumerkan tirai-tirai rahasia kasih. Kan kudekap asa dan jiwamu dalam surgawi dunia. Melengkapi tautan perih melirih dan menyenandungkan penyatuan dua jiwa terlaksana.
Tetapi, aku hanya si kapa yang terasing dalam nyata penuh kepahitan. Memendam gejolak jiwa membening dalam aura yang tak lagi memutihkan. Maka, pahamilah dan resapilah
bahwa kita sudah berakhir di siang tak tenang. Aku dan engkau, kini
telah menghilan.
telah menghilan.
Ciuman Pertama
Kupandang lekat wajah itu,
perlahan kami semakin dekat. Getaran aneh menjalar sekujur tubuh. Darah
mendesir hebat. Tulang-tulang seolah meminta terlepas
dari sanggaannya. Mata memejam.
Dan cup !
Sebuah kecupan hadir di bibir.
Basah. Manis. Pahit. Asam, dan berjuta rasa yang tak dapat dijabarkan. Jiwa
laksana terbang ke nirwana. Dunia serasa milik berdua. Tersenyum penuh kasih
sayang, merengkuh dia dalam pelukan. Hangat. Indah. Tak terkatakan.
"Apa kau menikmatinya ?"
Ia bertanya mencium aroma tubuh ini. Tengkuk mulai merinding. Dimainkannya rambut
penuh rasa tak tekatakan.
Dosa ! Satu dosa telah
dilakukan. Penuh kesadaran. Dalam menuruti wujud nafsu yang berdalih cinta. Di
sudut remang kamar setan tertawa penuh kemenangan. Malaikat mencatat amal jelek
yang paling dibenci Tuhan.
Sejenak jiwaku luruh
mengingat-Nya. Sisis jahat dan baik bertarung. Pahit dosa mulai dikecap. Diri
tersadar. Lumpur hina telah dimandikan sengaja, sempurna membalut tubuh. "Aku
pendosa, Tuhan," lirih mulut berucap.
Ciuman terhadap manusia begitu
membekas. Tak pernah teringat dalam benak, kapan raga mulai mencium tanah
menyembah-Mu. Asyik bercinta dengan-Mu di tiap sepertiga malam. Kenapa bukan
saat dengan Tuhan yang paling membekas ? Lihatlah kemari, aku sejati-jatinya
kehinaan berwujud manusia.
Tuhan, maaf. Aku lupa pertama
kali mengenalmu, tak seingat saat awal mengenal cinta sesama. Aku lupa pertama
bercumbu dengan-Mu, tak seingat pertama bercumbu dengannya.
Maaf, Tuhan. Aku lupa saat-saat
menangisi dosa, tak seingat saat menangis ditinggal pergi kekasih manusia. Lemah
diri ini penuh kegilaan dalam dosa. Semoga kaki ini mulai menapaki jalan-Mu,
penuh dengan keridhoan-Mu.
Langganan:
Postingan (Atom)