Selasa, 30 Desember 2014

Manusia Baik

Mereka bilang, jika ingin menjadi orang baik, maka ceburkan diri ke tempat-tempat, di mana orang baik itu berkumpul.


Dan jika belum siap menceburkan diri, tapi tetap ingin menjadi orang baik, maka setidaknya bermainlah ke pinggir-pinggir tempat tersebut, mudah-mudahan dengan begitu engkau akan tercebur dengan sendirinya;

Kejamnya Waktu Dalam Hidup

Waktu memang kejam, sebab dapat menghilangkan kepercayaan, melenyapkan kesetiaan, memusnahkan keyakinan dan mengubur semua harapan. Waktu juga yang menyebabkan seorang berhenti menunggu karena bosan. Membuat impian musnah karena hilang harapan dan menjauhkan pasangan karena jenuh dalam kebersamaan.


Tapi jangan lupa, jika bukan karena waktu, maka engkau tidak akan tahu seberapa perlunya bersabar dalam menunggu. Engkau tidak akan pernah paham betapa pentingnya untuk menjalani sebuah proses. Dan engkau tak akan pernah mengerti, bagaimana berharganya setia yang selama ini sering diabaikan.


Waktu memang kejam, oleh karena itu kita harus bertahan.

Cinta Punya Batas Kadaluarsa

Rasa cinta itu sebenarnya bersifat temporer, sementara, tidak tetap dan naik turun. Kita bisa saja hari ini cinta mati kepada seseorang, tergila-gila padanya, tapi tidak ada jaminan bahwa esok lusa rasa cinta itu akan tetap abadi. Sebab adakalnya rasa cinta itu menurun drastis ke titik terendah, bahkan hilang sama sekali.

Tidak ada rumusan pasti untuk mempertahankan rasa cinta, sama halnya seperti keimanan yang juga bisa naik turun dari hari ke hari. Lalu, apa yang bisa dilakukan agar rasa cinta itu tetap berwujud? Jawabannya singkat “komitmen”. Ya, komitmen sangat dibutuhkan jika kita memilih untuk mencintai seseorang. Komitmen dalam bercinta seperti keistiqomahan dalam ibadah, tetap dilakukan meski terasa sulit, tetap dikerjakan walaupun dengan berat hati.



Bukankah kita sudah sama-sama mengetahui, bahwa mencintai adalah kata kerja, yang berarti harus dikerjakan, harus dilakukan dan harus pula diperjuangkan. Tidak mudah memang untuk melakukan itu semua, karena kesalahpahaman dan ego selalu menjadi gulma yang mengganggu tumbuhnya cinta.

Jika cinta itu mulai goyah atau berbelok arah ke jalan yang lain, maka segeralah diajak kembali ke jalannya, agar si cinta tidak semakin menjauh meninggalkan kita. Saat rasa cinta itu mulai pudar atau hilang warna merah jambunya, maka ingatlah kalimat singkat ini “Jangan pernah mencintai seseorang karena hatinya, tapi cintailah Sang pemilik hati orang tersebut, karena hanya Dialah Sang Maha pembolak-balik hati. Maka berdoalah terus pada-Nya, untuk mengembalikan rasa cinta yang perlahan mulai menjauh.

Efek Samping Dari Orang Yang Sedang Jatuh Cinta

Orang yang sedang dirundung cinta seringkali berubah dari sifat aslinya. Yang sebelumnya tertutup menjadi sangat terbuka saat terserang cinta. Yang dulunya pendiam, sekarang malah lebih sering ngerocos tidak karuan, dan menceritakan banyak hal tentang si pujaan hati. Bahkan semua detail harus dibahas, tidak peduli dengan hal kecil sekalipun yang sebenarnya tidak penting untuk diceritakan. Tapi karena itu masih berkaitan dengan orang yang dicintai, maka hal kecil itu mendadak menjadi sesuatu yang besar, yang luar biasa untuk diceritakan.



Dan kau mau tahu siapa yang menderita saat seseorang sedang dirundung asmara? yaitu sahabat karibnya, kawan satu kos, atau orang-orang terdekat dengannya, yang harus rela mendengarkan tumpahan curhat dan cerita cinta dari sahabatnya yang sedang dimabuk asmara.

Saat sahabatmu sedang kasmaran alias jatuh cinta, maka engkau harus menyiapkan telinga untuk mendengarkan semua keluh kesahnya, memberikan ia masukan, mencarikan solusi, bahkan tak jarang menjadi penasihat pribadi untuk kisah cintanya.

Dan hal itu semua memang benar-benar mgila. Orang lain yang sedang jatuh cinta, tapi malah kitanya yang repot. Karena mau tidak mau, kita harus menjadi ahli tentang cinta, padahal kita sendiri sedang tidak mangalami cinta itu secara langsung.

Dirimu Adalah Bacaanku

Orang bijak pernah berkata, "Kabarkanlah kepadaku apa yang engkau baca maka akan kukabarkan kepadamu siapakah dirimu!"

Lihatlah! Betapa pentingnya bahan bacaan atau tulisan-tulisan yang akan kita baca--baik itu yang ada di buku maupun yang berkeliaran di media sosial seperti: FB, twitter, BBM dsbg. Karena apa yang kita baca bisa mempengaruhi pola pikir, pemahaman, dan bahkan karakter pribadi.

Saat kita membaca tulisan yang berkualitas, mengandung banyak ilmu dan memiliki pemahaman baik tentang hidup, maka hasil dari tulisan itu sedikit banyak akan mempengaruhi hidup dan diri kita. Baik secara langsung maupun tidak.

Namun sebaliknya, saat kita memilih untuk membaca tulisan yang tidak bermanfaat, tidak penting, alay, penuh dengan cabul dan pornografi, maka sedikit banyak tulisan itu pun akan mempengaruhi pola pikir dan pemahaman kita, malahan bisa jadi menular pada diri kita.



Oleh karena itu pastikan membaca buku-buku yang berkualitas. Mengikuti Fanspage facebook, twitter, dan jejaring sosial lainnya yang dapat menambah wawasan atas sesuatu yang baru. Dan usahakan untuk sering-sering menyempatkan diri membaca tulisan-tulisan yang kaya akan hikmah. Mudah-mudahan dengan begitu kita bisa mendapatkan pengetahuan baru yang selama ini belum pernah kita temukan.

Dan jangan lupa pula untuk membaca karya tulis terbaik dan terindah yang pernah ada di sepanjang zaman, yaitu Al Qur'anul Karim. Semoga dengan sering membacanya, maka isi kandungan yang penuh ibrah (pelajaran) di dalamnya bisa meresap ke diri kita dan dapat diamalkan di kehidupan nyata.

Dan yang terakhir izinkan aku menutup tulisan ini dengan satu kata untuk menyimpulkan semua isi tulisan di atas, "IQRO' (bacalah)."

Suatu Hari Nanti


Pada akhirnya, akan ada saat-saat di mana engkau merindukan seseorang yang dulu pernah dekat denganmu, pernah mengisi hari-harimu yang kosong, pernah membuatmu tertawa dan pernah memberimu setitik harapan yang hingga sekarang tidak pernah terwujud.

Nasihat Adalah Obat Kehidupan

Nasihat baik kadang mirip seperti pil pahit. Susah sekali menelannya, apalagi kalau kelamaan dikulum dalam mulut, maka akan semakin pahit rasanya.


Begitu pula nasihat baik. Kalau kelamaan dipikirkan, mencoba mencari-cari alasan untuk mengingkarinya, maka itu hanya akan memperburuk keadaan.


Segera terima nasihat baik yang diberikan, sepahit apapun itu. Karena kelak dia akan menyembuhkan sifat burukmu seperti obat menyembuhkan penyakit.

Biarkan Saja

Biarkan semua berjalan dengan biasa saja

Aku dan kamu, bahkan mereka biarkan dengan biasa saja


Sebab, tidak ada yang tinggi maupun rendah

Apalagi besar kecil dalam hidup


Biarkan saja sebagaimana mestinya

Sebab, ini hanya sebuah permainan


Tuhan memberi sarana untuk manusia bermain

Maka, biarkan pula Tuhan yang mengadili


Sebab, suka duka dunia hanyalah penyedap rasa

Maka, biarkan saja berjalan sedemikian kala


Sebab, antara aku, kau dan mereka yang di sana

Hanyalah bagian debu yang sudah punya jatah

Sebait Kata, Ketika Tuhan Jatuh Cinta

Dan kini, aku pun menjadi sebait puisi yang kesepian.

Semakin kucoba bernyanyi, kian sesak hatiku.

Sabda-sabda cintaku pun tak bermakna lagi.

Adalah ketika yang kusanjung tak memiliki bahasa hati.

Kamis, 25 Desember 2014

Senyap Tanpamu

Jika jejak yang kau ukir tak lagi kutemui, bagaimana dapat kuikuti ke mana arahmu. Jika setapak demi setapak tersapu debu, bagaimana dapat kutahu di mana kau berdiri. Jika langkah demi langkah tertimbun dedaun, apalah artinya kau jengah aku di sisi.


Bagaimana memutar haluan agar kompasmu mengarah padaku, kembali. Kau tahu bahwa aku sepi tanpamu, bahkan bulir-bulir embun yang jatuh mampu kudengar iramanya. Dan ranting-ranting kupijak, pun angin menyentuh putik-putik, hanya nyaring, hening tanpamu. Kelopak-kelopak gugur seperti berdebam, rumput-rumput kupijak berteriak. Katanya, karena senyap tanpamu.

Selasa, 23 Desember 2014

Senandung Kehidupan

Jika hidup tak selalu indah, layaknya sakura musim semi. Harusnya kita tahu bahwa bersyukur itu adalah hal yang perlu diwajibkan. Mungkin saja sakitnya menembus tulang, bak beku salju musim dingin. Namun, pengorbanan adalah hal terpenting dalam menempuh sebuah tujuan.


Meski hasil, akhirnya tak seindah tetesan air musim hujan. Yakinkanlah bahwa dengan berusaha, engkau sudah memperoleh apa yang engkau inginkan walau belum bisa kau genggam. Dan jika sulitnya begitu luar biasa, bak terik mentari di musim panas. Ketahuilah bahwa ikhlas sudah menjadi keharusan dalam pribadi seseorang.


Meski lamanya tak sepanjang angin pancaroba. Berdoa adalah hal yang paling melekat dalam diri seseorang. Bahwa kebahagiaan tak selalu hadir tiap detik, laksana jatuh daun musim gugur. Maka berikanlah senyuman, sebab itu obat yang mampu menyembuhkan semua luka. 

Selasa, 16 Desember 2014

Suatu Saat Nanti

Suatu saat nanti engkau akan jatuh cinta dengan sederhana, dengan apa adanya dan dengan segalanya. Dan saat itu tiba, kalian akan paham bahwa jatuh cinta tidak perlu banyak drama atau skenario yang sempurna.


Saat itu, bahkan ucapan selamat pagi, siang dan soremu tak perlu lagi engkau tahan, tapi juga tak perlu berlebihan.


Dan bersama pasanganmu kelak, engkau akan jadi anak polos yang bebas mengambarkan apa yang engkau rasa dan siapa kamu sebenarnya. Tanpa harus berpura-pura atau terlalu bayak skenario di kepala.


Suatu saat nanti, kalian akan jatuh cinta tanpa sebuah alasan. Saat kalian temui waktu, dimana hatimu terpikat tanpa sebuah syarat.

Rabu, 10 Desember 2014

Memiliki & Kehilangan

Dan dalam sebuah pilihan, selalu ada dua yang menjadi penentu. Pilihan pertama adalah memilikimu dan pilihan kedua adalah kehilanganmu. Kau tahu, aku sangat ingin memilih yang pertama. Tapi, saat aku menginginkan itu, aku sadar bahwa dalam memilikimu, pilihan kedua akan selalu menyertai.


Hanya saja, jika aku tak memilih, maka engkau akan mengartikan bahwa aku tak menginginkamu. Padahal, dari semua keinginanku, memilikimu adalah segalanya. Memilikimu adalah satu hal yang mencakup semua hal yang ingin kumiliki. Dan memilikimu bak sejuta keinginan yang hanya ditaklukkan oleh satu pilihan.


Jika harus kehilangan, tentunya lebih dulu harus memilikmu. Dan jikalau kata akhir adalah kehilangan, akan kujadikan bahwa memilikimu adalah satu hal yang takkan kutemukan dalam diri orang lain. Akan kujadikan bahwa memilikimu adalah kehilangan tanpa akhir. Sebab, memiliki dan kehilanganmu adalah pilihan.

Kerinduan Senja Atas Pengagum

Kubuat sajak ini untukmu, ketika sore berselimut gerimis
Nyanyian gemerlap pun terhenti, seperti hatiku kian terhunus
Aku terhunus rindu, rindu yang berkepanjangan
Sama dengan deru alur, darahku bergelora bagai api abadi

Ada sepenggal cerita untukmu
Dan tiada makna bila kuceritakan di sini
Nanti, saat kusematkan seuntai lingkar kecil yang memaniskan jarimu
Mungkin saja, saat engkau memandang senja lagi

Kali terakhir kau memandang senja
Dan sekumpulan camar merangkai suara
Seakan menanti cumbuan ombak ke tepi pantai, sebenarnya itu aku
Menanti waktu atau sederet sumringahmu menemani di sore itu

Mungkin, sajak ini tak mampu menggugah hatimu melihat rinduku
Kala hampir setara dengan sebuah kehidupan menanti kematian
Namun itu, itulah rinduku

Bak sepasang kijang berlari kecil di perbukitan nan hijau
Dalam sebentangan langit di bawah jingga sore ini
Aku merindukanmu pengagum senja


Sabtu, 06 Desember 2014

Bagai Buku dan engkau adalah sejuta Pengalaman

Sedari kecil, kita sudah mengenal yang namanya buku. Membukanya dan melihat gambar-gambar yang ada di dalamnya. Di sana kita hanya melihat tanpa mengetahui isi dan maksud yang tertera dalam tulisan yang rapi itu. Bahwa saat itu, kita hanya menganggap bahwa buku hanya sebuah permainan yang bisa dibuang-buang, seolah bak permainan anak kecil yang bisa dirobek begitu saja.

Beranjak dari masa kecil, seorang ibu mengantarkan kita pada jenjang sekolah dasar (SD) dengan tas kecil yang berisi buku tulis, pensil dan peralatan sekolah lainnya, tak lupa bekal yang setiap hari ibu sediakan. Saat itu, kita mulai menganggap bahwa buku adalah tempat untuk menulis dengan beragam tulisan bak cakar ayam, kata ibu guru.

Waktu berjalan dan perlahan pun kita mulai belajar untuk membaca. Mungkin saja, dari berbagai pilihan, saat itu kita akan memilih buku yang banyak gambar di dalamnya. Sebab, hal pertama saat melihat buku, tentunya seseorang akan selalu memulai dengan melihat judul dan sampul buku yang akan dibacanya.

Tahun pun berganti begitu cepat dan kita semakin paham bahwa buku adalah sebuah pengalaman yang harus diperbanyak. Buku semakin menarik untuk dilihat dan dikaji, agar kita bisa memperdalam hal-hal yang masih belum kita temukan dalam hal lainnya. Tentunya itu adalah hal yang benar dan sangat membantu bagi semua orang dalam mencari ilmu. Sebab, hanya dengan membaca, kita bisa bisa menjelajahi dan mengomentari dunia begitu luas ini.

Saat aku menulis kalimat-kalimat ini, usiaku sudah 22 tahun dan itu artinya bahwa aku telah menghabiskan 16 tahun dalam mengenal, membaca dan mempelajari yang namanya buku bacaan. Tentunya, sejuta pikiran, pengalaman dan hal-hal lainnya sudah aku temukan dalam berbagai macam buku yang telah kubaca. Dan kau tahu, telah kuhabiskan waktu yang begitu panjang hanya untuk mengenal, membaca, menganalisa dan memberikan masukan dalam hal mengomentari sebuah buku.

Hari ini, saat aku membaca sebuah buku yang berjudul "Beragam Ciptaan Tuhan", aku sejenak mengingat seorang wanita yang kata orang-orang modern saat ini adalah pacar. Dan semakin ingin menghabiskan bacaanku, aku semakin mengingatnya. Aku tak tahu, mengapa hari ini dia begitu mengikat dalam pikiranku.

Dikejauhan sana, di batas Kota Makassar dan Kabupaten Maros, terlihat mendung tebal yang membawa hujan begitu cepat. Dan kau tahu, hanya secepat penglihatanku dalam memandang, hujan itu pun membasahi tempat tinggalku, tepatnya Di Bumi Tanpa Pacar, kata teman-teman seperjuanganku dalam menuntut ilmu.

Kututup buku dan kuselami, bahwa saat aku mengingatmu selalu saja ada hujan yang menjadikan arti rindu semakin tertanam. Aku ingin membaca lagi, namun aku masih saja memikirkanmu. Hingga ku tutup mata rapat-rapat dan mulai mengartikan arti dari pikiranku. Hujan pun semakin deras, hingga menaiki teras depan rumah tempat tinggalku.

Dalam mata terpejam, kutemukan arti dari hujan yang membasahi dan arti dari ingatan tentangmu saat aku membaca buku hari ini. Bahwa kita pernah menatap hujan yang sama, dan saat aku basah kuyup, engkau pun terasa begitu kedinginan. Begitu sempurnya kita dimata hujan saat itu, dan mungkin saja, hujan hari ini ingin menyampaikan itu semua.

Dari ingatan tentangmu, aku mulai memikirkan bahwa dalam buku yang kubaca hari ini dengan judul Beragam Ciptaan Tuhan itu, engkau adalah sosok yang harus dipertahankan. Dan mungkin saja Tuhan memberikanku umur untuk hidup sampai saat ini, supaya aku bisa membaca dan menganalisa perihal-perihal tentangmu buat sekarang dan nantinya.


Dan saat melihat tumpukan-tumpukan buku yang berada di sampingku saat ini, dengan beragam judul dan warna, mulai dari yang sudah termakan tikus sampai pada apa yang telah kubaca hari ini, aku mulai berpikir bahwa dari sekian banyak buku yang telah kuhabiskan untuk kubaca, "Dirimu adalah sosok buku yang tak ingin habis untuk kubaca", apalagi hanya untuk sebuah kata bosan !

Jumat, 05 Desember 2014

SEBELUM BERTEMU, AKU TAKUT ENGKAU AKAN MENYUKAIKU;

Dalam sempit pekat isyarat. Aku tumbuh sebagai lelaki pengumpul kerinduan. Dan saat malam berdialog kepada hujan, aku tidak dapat menghentikan deranya cucuran rindu yang semakin lama, semakin berhamburan. Dan lagi, aku kumpulkan ulang dengan sabar.


Ketakutanku selalu timbul, kerap hujan meretas tanpa batas akan kepercayaan. Aku takut kamu suka padaku. Karena rindu lebih berbahasa ketika hujan turun membawa semua kerinduan.


Aku takut kamu suka padaku, karena semakin sering hujan turun, rinduku semakin berisyarat dan berbaring dalam kecintaan, juga kerinduan yang tak berkesudahan.


Dan aku benci hujan, sebab tiap rinduku mengalir, kamu selalu membawakanku bejana yang aku sendiri pun tak mampu menampungnya.

Kamis, 04 Desember 2014

Kata-kata Indah dan keren buat status di facebook

Dan sentuhanmu serupa obat penenang, dari itu jangan salahkan aku jika mencandumu; 

Kalau hari ini engkau berbahagia, jangan lupa berterima kasih pada mantan yang dulu menyakiti dan menjadikanmu setegar sekarang; 

Mengapa harus menjadi orang lain, padahal keistimewaanmu adalah apa adanya kamu; 

Kita pernah menatap hujan yang sama. Dan saat aku basah karenanya, engkau pun terasa kedinginan; 

Jangan hanya mencari yang lebih baik dari mantanmu. Tapi perbaiki juga dirimu, maka yang terbaik akan menghampirimu; 

Selalu bersyukur adalah cara yang membuat kita merasa cukup dengan apa yang kita miliki; 

Sebab yang terbaik selalu pantas untuk ditunggu dengan kesabaran; 

Lebih baik terjebak hujan daripada terjebak kenangan; 

Menghargai dan mensyukuri semua yang sudah kita miliki, jauh lebih baik daripada terus mengeluhkan apa yang belum kita dapatkan; 

Sebaik-baik wanita ialah yang paling ringan mas kawinnya, bukan yang paling heboh resepsinya; 

Sebab doa yang sering kamu sebut dalam sujudmu, suatu hari akan membuat mimpimu terwujud; 

Semua yang diawali dengan niat baik akan berakhir dengan baik pula; 

Zaman dulu pemuda berjuang merebut kemerdekaan. Zaman sekarang pemuda berjuang merebut pacar orang; 

Coba ikuti naluri, karena yang sering kamu  hindari bisa jadi lebih tulus dibanding dia yang sering kamu cari; 

Jika kita menyerah pada jarak, sampai kapanpun kita tidak akan pernah merasa dekat; 

Sebab, terkadang mata dan bibir suka terbalik. Air mata jadi tanda kebahagiaan yang tak terucap dan senyuman jadi tanda sakit yang tak terlihat; 

Suatu hari nanti kamu yang akan membangunkanku untuk shalat tahajud, dan mensyukuri semua mimpi-mimpi kita yang telah terwujud; 

Berikanlah yang terbaik untuk orang yang kamu sayangi, karena suatu hari nanti, bisa jadi kamu hanyalah serpihan kenangan bagi mereka; 

Tak semua orang tua mampu membelikan apa yang kita mau, namun saat kita mampu, belikanlah apapun yang mereka mau; 

Karena bersyukur itu mudah dan memudahkan; 

Dan yang paling bersalah, biasanya hanya bisa menyalahkan; 

Meski jarang bertatap mata, semoga doa kita berujung pada atap yang sama, bahagia dunia dan akhirat; 

Terkadang lebih baik diam dan menghemat energy, daripada menjelaskan sesuatu kepada orang yang tak pernah mau mengerti; 

Jika kamu sudah tahu sakitnya perpisahan, seharusnya kamu lebih tahu cara menghargai kebersamaan; 

Lebih baik masuk angin daripada masuk ke hati perempuan terus meninggalkannya; 

Dulu kita terlalu sibuk menciptakan kenangan, hingga kita lupa cara menciptakan penghapusnya; 

Masalah itu kaya jalan tol, sepanjang apapun pasti ada pintu keluarnya; 

Sebagus apapun rumah orang lain, takkan ada yang senyaman rumah sendiri; 

Meminta maaflah kepada mantanmu dengan ucapan, maaf saya bukan tipe orang yang mudah dilupakan; 

Akan ada saatnya dimana mempedulikanmu, memperhatikanmu, membahagiakanmu dan merindukanmu sudah bukan urusanku lagi; 

Ketahuilah, jodoh itu kaya tempat parkir, sudah ada yang mengaturnya; 

Dari jutaan mainan yang ada di dunia, laki-laki sekarang kebanyakan memilih hati perempuan untuk dipermainkan; 

Buat yang putus cinta di bulan ini, tak usah galau-galauan. Cukup ucapkan “sodakowlohhuladzim”; 

Tak usah dicari, jodohmu sudah ada. Mungkin, Dia sedang dipersiapkan Tuhan  untuk menghampirimu melalui konspirasi bernama 'ketidaksengajaan'; 

Minggu, 30 November 2014

Hujan Di Akhir November

Dan kau tahu, dalam tiap butir hujan itu, ada sejuta kenangan yang tak sanggup kau jenguk hanya karena terlalu sakit. Kita yang pernah sama-sama menatap derasnya hujan memasuki bulan Desember hingga bunyi rintik berlalu, sampai-sampai aku yang basah kuyup dan engkau pun terasa kedinginan. Tahukah engkau, begitu sempurnanya kita di mata hujan ?


Aku tak tahu, masihkah engkau menatap hujan kala dia membasahi kedua matamu ? masihkah engkau merasa kedinginan atas basah yang kurasakan sekarang ? masihkah engkau ingin bermain di bawahnya atas segala bahagia yang pernah kita lewati ? mungkinkah, engkau masih ingin memeluk hujan walau ia terlalu banyak mengambil kenangan ? katakan saja pada hujanmu di sana, agar aku tahu atas hujan yang turun di tempatku ini.

Aku tak tahu arti hujan di akhir November ini, padahal tiap hari aku sudah mengartikan butirnya sebagai kenangan untukmu. Saat ini, di bawah sore, aku masih menatap rintiknya . Kau tahu, jingga senja pun ditutupi mendung yang begitu gelap. Mungkin saja, senja pun terlalu takut menampakkan jingganya, karena dia tahu bahwa hujan terlalu banyak membawa kenangan. Begitu banyak orang yang bahagia menyambut hujan ini, walau mereka tahu bahwa selalu ada orang tersakiti setelahnya.

Katanya, selalu ada pelangi selepas hujan hingga membuat kenangan berlalu. Masihkah engkau melihat pelangi sesudah hujan di sore ini ? hanya ada mendung tebal dengan warna hitamnya yang berkeliling menutupi jagad kali ini. Mungkin saja, pelangi terlalu malu menampakkan keindahannya, sebab dia tahu, hujan kali ini terlalu banyak membawa kesedihan.


Aku bertanya pada sore di bawah rinai rintik airnya, kenapa tak sekalian, hujan kali ini membanjiri tempatku agar aku mengingat kenangan hanya asatu kali. Katanya, hujan bisa saja adalah kesedihan, tapi bahagia selau tercipta dalam hujan. Berdoa sajalah, semoga saat aku turun kembali engkau pun tersenyum karena pelangi akan muncul lagi. dan mungkin saja, saat itu tiba, engkau pun punya seseorang yang bisa kau ajak untuk menatapnya kembali dan berkata, aku mencintai hujan karena dia selalu menjadikan kita hangat dalam dinginnya.


Buat yang putus cinta di bulan ini, tak usah galau-galauan. Cukup ucapkan "SODAKOLLAHUL ADZIM"

Akulah Anak Nelayan

Banyak orang berkata bahwa hidup adalah sebuah pilihan, dan setiap orang berhak memilih arah hidupnya masing-masing. Begitu pun ayahku, juga punya pilihan.
Aku adalah anak laki-laki yang terlahir dari keluarga kecil dari sebuah pulau kecil di ujung selatan Kabupaten Kepulauan Selayar. Aku adalah anak dari seorang ayah yang bekerja sebagai nelayan kecil. Dan sejak kecil, aku sudah terbiasa ikut ayah melaut dengan memakai sebuah sampan kecil dan tua.



Pekerjaan sebagai nelayan mungkin menurut sebagian orang cukup melelahkan, dan akan sangat melelahkan bagi mereka yang tak pernah tahu. Namun, bagi aku yang berasal dari keluarga nelayan, yang sedari kecil terbiasa dengan semua itu, tentu bukanlah pekerjaan yang melelahkan.
Aku percaya bahwa itulah jalan Tuhan yang diberikan pada keluargaku, dan aku selalu bersyukur atas semua itu. Aku yakin bahwa nelayan punya peranan penting dalam kehidupan ini. Sebab tanpa nelayan, bagaimana kita semua, bisa menikmati lezatnya ikan dan makanan-makanan laut lainnya.



Kadang, saat semua orang terlelap tidur dalam dekapan dinginnya malam, ayahku malah bangun dan menyiapkan perlengkapan untuk melaut hanya karena ia melihat, kalau cuaca sangat mendukung untuk menangkap ikan. Bahkan aku pun tak pernah terbangun dan melihat ayah pergi melaut di tengah malam.
Dengan keriput yang sudah mulai tampak dalam raut wajah yang selalu menjadi pahlawanku itu, terkadang membuatku ingin menangis atas kehidupan pahit yang Tuhan berikan pada keluargaku. Melihat kehidupan orang kaya yang serba berkecukupan dan tiap harinya hanya duduk di atas kursi mewah bak tempat duduk sang raja, terkadang aku berpikiran sendiri sembari berkata, begitu tak adilnya Tuhan yang katanya Maha Pemberi, sampai-sampai keluargaku yang tercipta dengan kata miskin, harus bekerja lagi dengan mengarungi ombak yang tiap saat bisa mengambil nyawa ayahku di lautan sana.
Ayahku bahkan tak pernah mengeluh walau sudah kelelahan, dan terkadang hanya sakit yang tak bisa lagi ditahannya membuat dirinya sejenak beristirahat. Aku pernah bertanya padanya, mengapa ayah harus tiap hari pergi melaut, padahal ikan yang di dapatkan kemarin saja belum dihabiskan dan masih bisa dimakan sampai besok. Dia hanya menjawab, aku melakukan semua itu demi kamu nak. Aku ingin engkau tak sama seperti kami, aku dan ibumu yang dipaksa harus bekerja keras, bekerja kasar tiap harinya. Dan harus mengarungi lautan dengan ombak yang bisa saja mengambil nyawaku, ungkapnya.
Itulah kata-kata ayah yang selalu membuatku mengingatnya dimana pun aku berdiri, duduk dan menulis cerita pendek ini. Aku ingin menulis kepada ayah dan ibuku bahwa aku janji akan selalu menjadikannya pahlawan dalam mengarungi hidup. Aku janji akan mengubah nasib yang selama ini sudah menjadi bagian dari keluargaku, tanpa harus melupakan kata nelayan.
Adalah kata nelayan yang membuatku mampu menulis semua ini di tempat yang jauh dari keluargaku. Dan akan kubuktikan pada ayahku yang tiap harinya mempertaruhkan hidup diombang-ambing gelombang di tengah lautan, bahwa anak nelayan juga pantas untuk sukses dan memberikan yang terbaik. Aku ingin mempersembahkan semua harapan ayah lalu mengatakan kepadanya bahwa dia telah berhasil merawat aku sebagai anak dari nelayan kecil.

Hingga pada akhirnya, saat aku sukses nanti, aku ingin mengatakan kepada dunia bahwa aku adalah anak nelayan yang terlahir dari seorang ayah yang begitu hebat. Sebab bagiku, ayah adalah pahlawan laut yang tak akan pernah termakan waktu dan akan selalu menjadi bagian dalam diriku dan pulau kecilku.

Rabu, 26 November 2014

Menyambut Pagi

Dan saat aku terbangun, aku cuma ingin hinggap di kedua matamu, jikalau senyum adalah bagian yang tak terpisahkan, ketika engkau menyambut mentari;

Selasa, 25 November 2014

Kata-kata Bijak Tentang Cinta

Sampai cinta mengajarimu untuk menerima, maka kau akan tetap berdiam dalam ketidakmengertian;

Bahkan jika kau tak lagi percaya,  takdir akan mempertemukan hati yang serupa, sebab dia masih menunggumu;

Pada rinai hujan ada butiran  rindu yang jatuh di wajah bumi. Rindu yang sama  dan  pernah jatuh ribuan hari silam yang tertinggal di belakang. Itulah rinduku pada genggaman tanganmu;

Dan selalu saja ada pagi yang sulit kuterjemahkan  pada  segelas kopi dan sekerat mimpi yang tak kunjung ranum;

Pada daun yang gugur, angin tak pernah bertanya, pada siapa sepi itu meminta. Ia berjatuhan,  layaknya musim memanggil usianya. Sebab pergi, hanyalah sebuah jalan;

Orang yang meminta kekasihnya memilih  adalah cinta yang seolah punya dua jalan;

Sebab luka sejatinya adalah penolakan terhadap  rasa sakit, maka kesembuhan adalah penerimaan terbaik atas rasa sabar;

Pergilah menjauh dari ketakutanmu,  sebab hanya ketakutan yang bisa membuatmu kehilangan;

Beberapa ingatan tak harus disimpan,  agar rindu lebih mudah di jalani;

Bahkan jika seluruh daun  telah berguguran di makan usia, bunga di hatimu tetap mekar;

Jika hatimu tak pernah pergi, kau tak akan pernah tahu arti pulang, menemuiku;

Sebelum hatimu sempurna, yang akan kau lihat hanyalah benang-benang yang terajut, bukan sutera nan indah;

Belajarlah mengalami,  sebab mata tak mengajarimu penglihatan. Meski ribuan buku kau baca, jika satu ayatnya tak kau alami, maka tiada guna pengetahuan;

Sampai kau benar-benar mengenal  cinta,  kau tak akan berhenti terluka;

Beberapa luka, diciptakan Tuhan tidak untuk  sembuh, bukan pula untuk menetap. Jika  itu berakhir pada keikhlasan, ia akan terlahir sebagai cahaya, yang bisa jadi adalah hadiah terbaik dari Tuhanmu;

Berbahagialah pada kemestian dari penerimaan yang tulus. Mengajari hati untuk berbaik sangka itu indah;

Katakan saja apa yang hatimu bisa katakan. Itulah keindahan yang sesungguhnya;

Jangan mencari kesuksesan di atas penderitaanmu. Jadilah bahagia dalam setiap proses, sebab tak ada yang sulit jika hati ikhlas;

Cinta itu semacam dentuman dan quantumnya membentang serupa partikel-partikel yang bahkan semesta pun tak sanggup memaknainya;

Sebab kelembutan selalu menjadi milik mereka yang tak menginginkan apa-apa;

Sebab cinta tak butuh alasan;

Sebab yang melihatmu dengan hati tak akan pernah berhenti kagum, bahkan jika waktu menghabiskan pandangannya;

Jika jalan ini benar adalah peta dan arah pada dirimu, maka  ijinkan aku takluk pada matamu;

Tutup matamu dan jatuh cintalah, lalu diam di situ;

Pada wajahmu, ada pesona dunia  yang  tak habis-habis hendak kujenguk;

Dan pada hatimu, ada kilau cahaya  yang tak pernah tuntas kumaknai padanannya;

Pernahkah kau benar-benar mencintai sesuatu  dan  kau merasa sesuatu itu bukan milikmu. Sesungguhnya, dari sanalah keindahan itu bermula. Pada cinta yang rumit untuk dimengerti;

Kemarin itu kenangan, esok adalah rahasia-Nya.  Dan hari inilah hidup kita yang sesungguhnya. Maka jangan berhenti menjadi yang terbaik;

Jika doamu tak lagi cukup, keringkan saja rindumu dalam air mata. Kelak air mata itu akan mengalir di  surge  menggantinya dengan bidadari pada rupamu;

Di sana, kan kau temukan aku dan masih mencintaimu;

Kadang-kadang kita merindukan sesuatu tanpa kita minta. Saat itu tiba, percayalah, rindu itu tak datang sendirian. Di baliknya, ada sunyi yang sedang bergegas mencari tempat untuk di temui, olehmu;

Sebab  pada setiap subuh, aku ingat doa sederhana kita. Katamu, siapa yang mencintai, tak akan habis dalam kenangan;

Jika kau menangis karena sakit,  itulah air mataku  yang kupinjam dari lukamu;

Berhenti mencintaiku, jika kau tak sanggup;

Seseorang yang membiarkan dirinya menerima cinta tanpa sebab, adalah kekasih yang sama yang merindukan surga tanpa syarat;

Jangan  menaruh kebahagiaan di atas ketakutanmu.  Keberanian adalah harta karunmu yang harus kau temukan;

Buatlah kegelapan, agar semua nampak sama warnanya. Dan saat itu pula,  jadilah cahaya, agar kau  tahu warnamu yang sesungguhnya;

Jangan terlalu lama di pendam,  sebab  sakit sekarang  lebih baik daripada luka kemudian;

Beberapa  pertanyaan tak butuh jawaban dan diam biasanya mencukupi;

Dan aku sudah menyimpankan janji untukmu. Sekali mencintaimu, selamanya akan begitu;

Doa yang datang dari hati yang mencintai,  tak pernah menjumpai sunyi;

Sebab, tak ada cahaya yang benar-benar terang, jika kau ijinkan hatimu gelap;

Sahabat itu adalah dia yang mengajarkan  sakit  dan mengobatimu dengan ketulusan;

Tuhan hanya akan mengajarkanmu solusi, jika kau mau mengambil resiko;

Berbelas kasihlah terhadap sesamamu, sebagaimana  Tuhan mengasihimu tanpa syarat;

Hanya orang-orang yang berani melihat kegagalan yang akan tersenyum menyambut kesuksesannya. Jangan tidurkan mimpimu, sebab kau tak tahu, kapan mimpi itu akan ranum untuk kau petik;

Semua hal hanya menjadi mungkin, jika kau yakin bahwa kau sungguh menghendakinya;

Bila bunga sudah mekar, jangan lagi kau buat layu, hanya karena kau tak sabar untuk memetiknya. Serupa itulah hati. Tak perlu bergegas menyentuhnya. Jika benar kau menghendakinya, pastilah mekarnya akan tiba pada hatimu;

Kalau kau berpikir sesuatu akan pergi darimu, maka saat itulah kau kehilangannya;

Gaun yang indah tak pernah bertanya pada benang, apa yang membuatnya indah;

Rumah terbaik untuk pulang adalah hati, lalu mengapa kita biarkan ia berdebu;

Kawan yang baik bagimu adalah akal yang zuhud, sementara sahabat sejatimu adalah hati yang ridho. Jika kawanmu gelisah, tanyalah sahabatmu;

Sebab dengan senyum, bukan hanya hatimu yang akan bercahaya, Tuhan pun akan bergembira melihatmu;

Dan jika tumbuh sedikit rindu, pada aku, di ujung  doamu. Itulah harapan yang takkan usai oleh apapun. Sebab aku mengingatmu, sebanyak sebutan pada ingatan dalam doamu;

Jangan takut, sebab kebaikan selalu menemukan jalan;
 

Sea of Love

Diamlah !
Sebab cinta adalah sebutir permata yang tak bisa kau lemparkan sembarangan seperti batu.

Seandainya hari masih panjang untuk dilalui, masih banyak hal yang ingin kulakukan. Entah, apakah kau akan ada di sana menemani perjalananku, atau akan tetap berdiam di sini menanti hari itu tiba.

Sepertinya kesendirian tidak seangker yang mereka bayangkan. Setidaknya kita masih bisa saling berkirim berita dan romantisme adalah gemintang di malam kelam dalam persahabatan.

Bagaimana jika hari itu tidak pernah tiba ? akankah kau marah ? Tentu, kita hanya bisa berandai-andai. Tiada kuasa menyimpan janji di hari nanti, yang bahkan kita tidak pernah yakin bahwa kita akan sampai di sana.

Jadi, mengapa kita tidak mulai untuk saling menyayangi hari ini, mulai detik ini. Dengan cara yang kita bisa, yang kita mampu. Jangan pernah kau anggap ini belenggu, atau rasa takut yang merongga akan kata 'penyesalan'. Bukankah cinta itu murni, putih dan bersih. Bukankah hari akan terasa lebih indah bagi para kekasih dan para pecinta.

Mari kita langkahkan hati menjadi seorang kekasih. Hidup bernaungkan cinta. Sementara hari demi hari berlalu, dan kita beranjak tua. Rasa ini akan lebih teramat menyiksa bila tiada terutarakan.

Kusemaikan cinta melalui doa-doa dan harapan untuk selalu melihatmu tersenyum di setiap musim, di dinginnya dekapan malam, di sunyinya angin senja, di muramnya gerimis akhir November. Matahari kan selalu datang kembali menyinari jiwamu.

Tak akan pernah kuminta apapun darimu. Mungkin inilah harga yang harus dibayar oleh setiap para kekasih. Membiarkan semua mengalir adanya. Mungkin akan kukemasi beberapa hal seperlunya. Menanggalkan semua apa yang pernah kita anggap sebagai kendaraan kebesaran, dan memulai kembali perjalanan menemukan makna kesejatian hidup. Menapaki jalan sunyi bak seorang musafir di semesta-Nya.

Kau tidak akan pernah menemukan keindahanku, selama masih tersilaukan dengan apa yang dianggap akan mengantarmu menuju kebahagiaan. Luangkanlah waktu untuk sekedar menatapku.

Dapatkah kau rasa sedikit hamparan dari sorot mata itu. Hanya seiris jendela temui hati yang tergerus luka dan derita. Mengapa kita begitu takut penderitaan ? padahal darinya kita akan menemukan diri kita yang sebenarnya.

Tentang airmata, tiada perlu lagi kau kata menganak sungai. Tentang rasa sakit, kecewa, cemburu, kesulitan dan prasangka, semua hanya masalah teknis, jawabannya selalu kembali padamu. Jadi di mana letak semua ini ? pada titik pusat otakmu, sebentuk buah pinus yang selama ini kau sebut hati.

Last but not least.
Entah bagaimana caranya, dalam perjalanan hidupmu, kau akan belajar menemukan dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan itu tiada seharusnya singgah di hati. Yang ada adalah penghargaan abadi atas pilihan-pilihan hidup yang kita buat.


LEDAKAN SEMPURNA

Dulu, masa-masa SMP adalah saat yang paling menyenangkan. Masih segar dalam ingatan, berbagai kenakalan yang aku dan teman-teman lakukan, hingga dihukum oleh wali kelas. Kejadiannya terjadi di bulan Ramadan. Aku masih kelas dua SMP ketika melakukannya.

Kegiatan kami waktu itu hanya pesantren kilat, tadarus Alquran, shalat bersama, dan mendengarkan ceramah agama tiap hari. Tapi pada suatu hari, karena guru-guru sedang rapat maka ceramah agama ditiadakan, jadi ada jam kosong selama dua jam.

Awalnya kami baik-baik saja. Kami hanya mengobrol, bernyanyi, dan bercanda bersama. Tapi karena mulai bosan, entah siapa yang menyarankan kami mulai berencana untuk membeli petasan. Jadilah aku keluar bersama dua orang teman membeli petasan di seberang sekolah.

Langkah pertama berhasil. Petasan dan korek api telah siap di kantong. Sampai di kelas teman-teman bersorak menyambut kami, seakan-akan kami pahlawan penghilang badmood. Langsung saja kami nyalakan petasan tersebut, tapi supaya tidak terdengar petasannya kami tutup memakai tempat sampah.

Beruntungnya kami, petasan berhasil dinyalakan dengan sempurna. Tapi sialnya kami, suara petasan tersebut tidak berhasil diminimalisir. "Duuaaarrrr!" suara petasan menggelegar sempurna hingga terdengar keluar kelas. Anak-anak kelas lain berdatangan ingin tahu penyebab suara, dan yang lebih sial lagi guru-guru yang sedang rapat pun ikut datang.

Setelah tahu penyebabnya, jadilah kami dihukum tidak boleh pulang hingga maghrib, padahal jam pulang waktu itu hanya sampai pukul sepuluh pagi. Kami harus membersihkan satu sekolah, mulai dari semua kelas hingga kamar mandi bahkan juga pekarangan. Padahal kami sedang berpuasa waktu itu.

Kenakalan sempurna untuk masa-masa sekolah yang sempurna. Sungguh suatu kebersamaan indah yang tak terlupakan bagi kami

Arti dibalik sebuah mimpi

Dik!
Malam ini semua itu terulang.Untuk kesekian kalinya aku harus terbangun pada sepertiga malam.Hingga diriku harus meneguk pahitnya peluh yang membasahi batin.Memaksaku untuk mencekik pekatnya hitam sang malam.Dan merobohkan tanggul keteguhan hatiku.

Dik!
Aku memelukmu, untuk kali pertama dalam satu dekade yang telah terlewat.Ketika aku hendak lupa cara merindu.Ketika aku hendak lupa cara senyummu.Kala itu, aku yakin telah bersama dengan dirimu.Kita berdiri pada ujung dinding bibir pantai.Melihat sepoi-sepoi angin menari di atas kibasan ombak dengan bahasa dan gelak tawa mereka.Hingga kita menghantarkan senja menuju langkah akhir Peraduan.

Dik!
Kini semua tak bisa kumengerti.Semua hal yang kulakukan seakan tak pernah terjadi.Aku sungguh yakin telah membunuhnya,lalu kupastikan menguburnya dalam-dalam pada ujung jalan persimpangan ini.Bahkan tanda nisan pun kujadikan bukti akhir penempatannya.

Kisah pagi ini karena Cinta

Patah hati ?
Mungkin diantara kita pernah merasakannya. Galau , uring-uringan dan kesedihan dampak nyata dari yang namanya patah hati. Ketika kita mencintai seseorang, tapi orang itu tidak mencintai kita. Dan saya tidak ingin membahas ini lebih dalam, yang ingin saya sampaikan ada rasa yang lebih menyedihkan dari patah hati. Yaitu keluarnya teman yang kita cintai dari barisan para sahabat.

Ya, sangat menyedihkan. Canda tawa , sedih dan duka dalam perjuangan bersama hanya jadi memory masa lalu karena pilihan hidupnya. Ketika itupun saya ditanya "apakah engkau kecewa terhadap dia saat ini", hanya kalimat ini yang mampu saya ucapkan, "yang saya kecewakan bukan ia , tapi diri saya yang tidak bisa menolong dia".

Teman hidup memang penuh seleksi dan eleminasi. Memang kehendakNya yang membolak-balikan hati manusia. Tapi ketika kita menemui mereka yang berguguran, rangkullah mereka kembali. Sebab, dititik itulah dimana kita buktikan bahwa dalam sahabat kita menemukan cinta. Ketika teman kita dalam keadaan futur, jangan jauhi bahkan menghukumi, sehingga ia merasa lelah dan merasa tak ada yang mempedulikannya. Janganlah menganggap mereka yang pergi menjadi sampah sejarah. Rangkullah atau ketika bertemu suatu saat nanti berilah senyuman termanismu seperti dulu engkau tertawa lepas dalam barisan ini. Dan tanyalah "apa kabar jiwa yang sepi , apakah engkau tidak merindukan dirimu yang dulu ?"

Senin, 24 November 2014

DAN CINTA

Lamunan mendekap kesadaran, saat angan tak lagi terbangun. Perlahan desah waktu memudar, seiring hingar bingar benak menghilang di tengah desiran hampa. Meninggalkan jejak impian semu yang kini lelah tercabik usang. Dia melangkah berlalu dari ingatanku, menebus sejumlah janji yang terikrar pada hidayah hati.

Deru semilir angin meniup sehelai daun melati, melambai kepergian nafas sang pejalan bumi. Darinya, semua berawal  dan ketika separuh hati terbawa bersamanya, aku pun terpejam. Aliran getir pelan menjamah rona pipi yang kini tampak memucat. Derik pedih terucap dari isak batin, dan mengundang duka untuk duduk di pangkuannya. Kemudian berbicara tentang derita "Hanyutkan aku pada alur ratapan, bila ini sungguh benar terjadi. Lalu benam segala mimpi yang terkunci dalam kotak duka."

Petikan sumbang sitar tragedi, berdenting mengiring akhir cerita. Tirai panggung dunia mulai tertutup kala helaan dingin ironi terhirup baginya. Secercah harapan beranjak berjalan, menghilang di ujung kekalutan. Nuansa kesedihan teracik dalam seduhan sendu "Mengapa air mata ini serasa mengering meski semua telah berakhir ? bukankah ini akhir yang ditujukan bagi arti hidupku ? lihat aku ! diri ini seakan terasa begitu semu dengan adanya sebaris doa sebagai selimut takdir. Membalut hangat jiwaku.
Tidak terbayang olehku, raga ini telah menyongsong ujung waktu. Saat kasihku masih hinggap di hati cintanya. Sayang, kekasihku,dan aku mencintaimu walau detik tidak lagi bersamaku. Namun detaknya akan tetap berdegub di jantungmu. Ingatlah aku, karena separuh hati akan kembali menyatu ketika bumi melelapkan tidurmu. Dalam heningnya keabadian.

Dan aku tak pernah terfikir untuk merasa seperti ini, namun sejauh yang ku tahu, cintaku telah mengenalmu. Dan ketika malam hadirkan sunyi, kupeluk kau dengan mimpi, hingga pagi menjelang kasihku kan tetap mengenang. Dan jika, perpisahan harus terjadi, sudah kutuliskan sebaris kata hati. Simpanlah dalam sanubari, biarkan ia selalu menemani

Dan nanti. bila detik waktu terdengar sewindu, maka kepaklah rindumu. Bawa kemari dalam pelukku bahwa sesungguhnya dua hati telah menyatu.

Untuknya

Menikmati pagi di Bumi Tamalanrea Permai, bersama Ck-Ck Community dalam B355. Kukutipkan satu puisi buat adinda yang jauh di seberang sana, yang menjadi doa hingga membuatku tersipu malu. Duhai cinta, perkenankan aku mengenalmu dengan paduan sempurna, antara akalku yang memutar logika dan beningnya hati yang mencondongkanku padamu atas bimbingan Allah Taala.

Perempuan Berkerudung Merah

Engkau perempuan yang berkerudung merah, di wajahmu-lah kuhabiskan mataku. Lalu pucuk-pucuk kenangan menghabiskan sunyi dalam sore yang tak kunjung pergi. Kita mungkin bisa alpa pada ingatan, sebab janji akan surga, bukan di tangan kita. Maka, tataplah aku pada sebuah episode bernama rindu, yang turun ke hati dan menggubah sajak menjadi kupu-kupu.

Dan seketika kulihat kau mengemasi takdirmu pada perjumpaan yang niscaya, "cukuplah cinta dalam sebutan nama", sebab kita bukan siapa-siapa di jalan ini, katamu. Kau, seperti kerudung itu, tak kan bisa menjadi kain yang indah di mataku. Sebab benangmu, bukan aku yang menenunnya.

MK


Ungkapan Cinta

Dears...
Ungkapan cinta itu tak melulu dengan kata I Love You. Tak selalu seharum mawar. Pun tak hanya semanis cokelat.
Sebab, cinta sesungguhnya punya banyak bahasa. Mungkin kita yang terlalu sedikit memahaminya.
Terkadang cinta mewujud hantaman yang menjatuhkan, seperti ungkapan cinta angin kepada daun, untuk mengantarkannya pada persinggahan takdir selanjutnya. Terkadang cinta membahasakan dirinya dengan teguran yang membuat meleleh air mata, demi memberimu sensasi agar engkau mengerti. Dan terkadang cinta mengungkapkan dirinya dengan diam untuk menjaga lisanmu, dari yang tak perlu diungkapkan, pula menjaga hatimu dari noda yang menghitamkan.

Tak jarang pula cinta mengekspresikan dirinya dengan tak acuh dan menjauh demi memberimu waktu untuk sendiri, menenangkan diri dan berpikir ulang tentang kesalahan yang mungkin kau perbuat.

Dears...
Lagi, ungkapan cinta yang sering tak kita ketahui adalah menyebut namamu dalam doa, memohonkan kebaikan kepada-Nya, Sang Pencipta Cinta. Dan tak lupa, cinta menyemangati ketika kamu mau menempuh jalan yang benar, meskipun banyak orang mengindarinya. Serta memapahmu ketika kamu tak sanggup berlari hingga tetap melangkah bersamanya.

Sungguh, ungkapan cinta yang seperti ini jauh lebih mengesankan dari sekadar I Love You, mawar atau cokelat. Lebih dahsyat dari sekadar ucapan sayang. Ini cinta yang rela engkau membencinya sementara. Ini cinta karena Allah.

Semoga kita tidak akan menyia-nyiakan setiap ungkapan cinta itu.

Diamku bukanlah Akhir

Diam bukan berarti pasrah, karena terkadang kata terakhir menyisakan kenangan menyiksa yang akan selalu terukir. Bukan berarti rela karena sebuah perpisahan memang sudah menjadi kenyataan dalam kehidupan. Dan diam bukan berarti tak berharap tentang rindu yang akan bersatu dalam kejamnya waktu yang telah lama membuat menunggu.

Ini bukan perpisahan, karena jarak yang membentang hanyalah sebuah jembatan yang akan kita telusuri dengan penuh persiapan, sampai akhirnya kita berjumpa dipertengahan jalannya. Ini bukan perpisahan, tapi hanya ujian yang harus dihadapi atas perasaan yang menanti keridhoan Tuhan semesta Alam. Semoga do'a selalu menjadi pengingat ketika diri tak ingin lagi setia menanti dalam kesabaran.

Andai Saja

Arakan awan telah menyebar dilibas baskara siang . Pada langit tua, keriput bumi masih saja bergulat dipijak jejak-jejak bernama. Pada apa dikata ceria menuai, syair malang membujang. Menggenap lekang antara kita makhluk yang sama jenis merupa.

Andai saja jiwaku bisa kembali berreinkarnasi, akan kurengkuh dirimu dalam peluk abadi. Mengejewantahkan dunia dalam kutuk meregang, dan membiarkan sebongkah rasa berpadu dengan rasamu tak lekang.

Andai saja, sedikit cumbumu melumerkan tirai-tirai rahasia kasih. Kan kudekap asa dan jiwamu dalam surgawi dunia. Melengkapi tautan perih melirih dan menyenandungkan penyatuan dua jiwa terlaksana.
 

Tetapi, aku hanya si kapa yang terasing dalam nyata penuh kepahitan. Memendam gejolak jiwa membening dalam aura yang tak lagi memutihkan. Maka, pahamilah dan resapilah bahwa kita sudah berakhir di siang tak tenang. Aku dan engkau, kini
telah menghilan.

Ciuman Pertama



Kupandang lekat wajah itu, perlahan kami semakin dekat. Getaran aneh menjalar sekujur tubuh. Darah mendesir hebat. Tulang-tulang seolah meminta terlepas dari sanggaannya. Mata memejam.

Dan cup !
Sebuah kecupan hadir di bibir. Basah. Manis. Pahit. Asam, dan berjuta rasa yang tak dapat dijabarkan. Jiwa laksana terbang ke nirwana. Dunia serasa milik berdua. Tersenyum penuh kasih sayang, merengkuh dia dalam pelukan. Hangat. Indah. Tak terkatakan.

"Apa kau menikmatinya ?" Ia bertanya mencium aroma tubuh ini. Tengkuk mulai merinding. Dimainkannya rambut penuh rasa tak tekatakan.

Dosa ! Satu dosa telah dilakukan. Penuh kesadaran. Dalam menuruti wujud nafsu yang berdalih cinta. Di sudut remang kamar setan tertawa penuh kemenangan. Malaikat mencatat amal jelek yang paling dibenci Tuhan.

Sejenak jiwaku luruh mengingat-Nya. Sisis jahat dan baik bertarung. Pahit dosa mulai dikecap. Diri tersadar. Lumpur hina telah dimandikan sengaja, sempurna membalut tubuh. "Aku pendosa, Tuhan," lirih mulut berucap.

Ciuman terhadap manusia begitu membekas. Tak pernah teringat dalam benak, kapan raga mulai mencium tanah menyembah-Mu. Asyik bercinta dengan-Mu di tiap sepertiga malam. Kenapa bukan saat dengan Tuhan yang paling membekas ? Lihatlah kemari, aku sejati-jatinya kehinaan berwujud manusia.

Tuhan, maaf. Aku lupa pertama kali mengenalmu, tak seingat saat awal mengenal cinta sesama. Aku lupa pertama bercumbu dengan-Mu, tak seingat pertama bercumbu dengannya.

Maaf, Tuhan. Aku lupa saat-saat menangisi dosa, tak seingat saat menangis ditinggal pergi kekasih manusia. Lemah diri ini penuh kegilaan dalam dosa. Semoga kaki ini mulai menapaki jalan-Mu, penuh dengan keridhoan-Mu.