Dik!
Malam ini semua itu terulang.Untuk kesekian kalinya aku harus terbangun pada sepertiga malam.Hingga diriku harus meneguk pahitnya peluh yang membasahi batin.Memaksaku untuk mencekik pekatnya hitam sang malam.Dan merobohkan tanggul keteguhan hatiku.
Dik!
Aku memelukmu, untuk kali pertama dalam satu dekade yang telah terlewat.Ketika aku hendak lupa cara merindu.Ketika aku hendak lupa cara senyummu.Kala itu, aku yakin telah bersama dengan dirimu.Kita berdiri pada ujung dinding bibir pantai.Melihat sepoi-sepoi angin menari di atas kibasan ombak dengan bahasa dan gelak tawa mereka.Hingga kita menghantarkan senja menuju langkah akhir Peraduan.
Dik!
Kini semua tak bisa kumengerti.Semua hal yang kulakukan seakan tak pernah terjadi.Aku sungguh yakin telah membunuhnya,lalu kupastikan menguburnya dalam-dalam pada ujung jalan persimpangan ini.Bahkan tanda nisan pun kujadikan bukti akhir penempatannya.
Dik!
Dik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar