Sebenar kesetiaan adalah sabar menunggu, hingga rindu terbayar pada syair hujan, sampai kita basah tawa dalam sebenar pertemuan nyata;
Satukan jiwa dengan kesungguhan batin menjangkau kebijaksanaan dalam membina dan mengarahkan hubungan pada arah yang semestinya;
Mungkin menyimpan luka menjadi pilihan bijaksana, tetapi membohongi diri sendiri dengan alasan penguatan jiwa, justru menjelmakanmu tiada memiliki hati;
Sesungguhnya memuliakan satu sama lain dalam doa, jauh lebih bijaksana daripada berpeluk dalam rindu hingga cemburu, padahal kita belum halal untuk melakukannya;
Sebenar-benarnya luka adalah ketidakmampuan seseorang dalam membedakan hakikat cinta yang sesungguhnya;
Memaknai cinta yang berjarak, seperti penanggalan dalam kalender. Dan kau mesti sabar melewati pergeseran angka serta pergantian bulan dalam tiap tahunnya;
Aku ingin terbang dan mengepakkan sayap cintaku yang pernah patah, ke langit hatimu;
Sejuta rasa menjadi mahasiswa, indo mie pilihanku;
Pada akhirnya, kebungkaman adalah pilihan terbaik. Sebab saling berbantah denganmu merupakan potongan episode hidup yang meski kuhindari;
Katakan padanya, aku tak perlu menjadi orang lain untuk mengenalmu. Sama seperti aku, menerimamu tanpa menuntut sesuatu yang lain dari kebiasaanmu;
Berapa harga sebuah pertemuan, jika malam masih bersedia menunggu pagi;
Dan jika esok adalah kehilangan, maka jadilah jalan keluar yang berulang kali kutemukan;
Rengkuhlah cintanya sebelum berlari. Sebab, kadang kita kerap tiada menyadari, betapa berartinya seseorang sampai saatnya dia pergi;
Satukan jiwa dengan kesungguhan batin menjangkau kebijaksanaan dalam membina dan mengarahkan hubungan pada arah yang semestinya;
Mungkin menyimpan luka menjadi pilihan bijaksana, tetapi membohongi diri sendiri dengan alasan penguatan jiwa, justru menjelmakanmu tiada memiliki hati;
Sesungguhnya memuliakan satu sama lain dalam doa, jauh lebih bijaksana daripada berpeluk dalam rindu hingga cemburu, padahal kita belum halal untuk melakukannya;
Sebenar-benarnya luka adalah ketidakmampuan seseorang dalam membedakan hakikat cinta yang sesungguhnya;
Memaknai cinta yang berjarak, seperti penanggalan dalam kalender. Dan kau mesti sabar melewati pergeseran angka serta pergantian bulan dalam tiap tahunnya;
Aku ingin terbang dan mengepakkan sayap cintaku yang pernah patah, ke langit hatimu;
Sejuta rasa menjadi mahasiswa, indo mie pilihanku;
Pada akhirnya, kebungkaman adalah pilihan terbaik. Sebab saling berbantah denganmu merupakan potongan episode hidup yang meski kuhindari;
Katakan padanya, aku tak perlu menjadi orang lain untuk mengenalmu. Sama seperti aku, menerimamu tanpa menuntut sesuatu yang lain dari kebiasaanmu;
Berapa harga sebuah pertemuan, jika malam masih bersedia menunggu pagi;
Dan jika esok adalah kehilangan, maka jadilah jalan keluar yang berulang kali kutemukan;
Rengkuhlah cintanya sebelum berlari. Sebab, kadang kita kerap tiada menyadari, betapa berartinya seseorang sampai saatnya dia pergi;
Tidak ada komentar:
Posting Komentar