Sore Itu...

Sore itu...

Saat senja turun ke dasar laut

Menebarkan seberkas cahaya pilu

Membawa derita tak ada akhir
            Kutanya dalam hati, pertanda apa ?

Di rumah kayu itu
Lolongan teriakan saling menyerbu

Diiringi tangisan mencekam, menggetarkan

Adzan magrib pun mulai terdengar

Berkata, menyaksikan apa yang terjadi

Sore itu...

Kau bagai orang tidur

Dan mungkin bermimpi denganku

Seketika, kusadari senja tak pamit berlalu

Dan kau pergi bukan karena mimpi

Kau pergi dalam waktu yang lama

Kau telah pergi untuk selamanya

Ingin ku kembalikan waktu

Ingin kuputar kembali sore itu

Memeluk dalam dekapan nafas terakhirmu

Mendengar bahwa kau masih memilikiku

Sore itu...

Siapa yang menyangka

Tiada yang dapat menghentikan

Apalagi takdir tak bisa diubah

Karena tuhan punya kuasa

Aku tak percaya, masih tak yakin

Semua terjadi atau aku masih bermimpi

Sementara kusaksikan engkau lelap dalam tidur

Engkau telah meninggalkanku

Sore itu...

Melihat mayat penuh senyuman

Seakan membisikkan seuntai kalimat

Peluk aku dalam hari terakhirku

Kurebahkan tubuh ini
            Diselimuti harapan kosong

Dengan nafas tak teratur, masih tak percaya

Hanya saja, suratan punya kehendak
            Takdir pun menjadi jawaban

Sore itu...

Kukatakan melalui angin, berjanji

Biar air mata tumpah menjadi bukti

Biarlah goresan duka menyelimutiku

Biarlah kenangan tetap hidup di hatiku

Biarlah ceceran kasih sayang jadi teman malamku

Biarlah semuanya tersimpan dalam relung hatiku

Dan biarkan doaku menjadi tetes kesalamatanmu

Sore itu...

Diikuti angin malam, dingin nan menusuk

Diikuti turunnya senja, kelam dan kelabu

Diikuti serpihan sejuta air mata

Perlahan menetes, menumpah

Sore itu...

Menggambar luka begitu dalam

Menggambarkan hidup kesendirian

Gambaran hidup tanpa dirimu

Menggambarkan separuh hidupku, pergi

            Sore itu...
            Senja kehilangan jingga

Saksi derita, akhir bahagiaku

Mengakhiri hidupku denganmu

Mengakhiri kisah, dua anak manusia 

Mengakhiri cerita cintaku bersamamu